Follow Us

Ganti LPG, Presiden Jokowi Mulai Groundbreaking Hilirisasi Batu Bara Jadi DME

Wulan - Selasa, 25 Januari 2022 | 18:00
Groundbreaking DME
BPMI Setpres/Laily Rachev

Groundbreaking DME

CERDASBELANJA.ID – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), melakukan peletakan batu pertama proyek hilirisasi batu bara menjadi dimetil eter (DME) di Kawasan Industri Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan, Senin (24/01).

Gasifikasi batu bara ini tidak hanya menekan impor LPG, tetapi juga mendorong pembukaan lapangan pekerjaan.

“Kita bisa memperbaiki neraca perdagangan kita karena enggak impor, kita bisa memperbaiki neraca transaksi berjalan kita karena kita enggak impor,” ujar Jokowi, dikutip Selasa (25/1).

Sementara itu, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahaladia dalam laporannya menyampaikan, rata-rata impor LPG Indonesia dalam setahun menjadi 6-7 juta metrik ton. Melalui gasifikasi, dapat menghemat sekitar Rp6-7 triliun untuk setiap tonnya.

“Hasil output daripada gasifikasi ini untuk mengurangi impor kita. Di dalam perhitungan kami, setiap 1 juta ton hilirisasi kita bisa melakukan efisiensi kurang lebih sekitar Rp6-7 triliun, itu efisiensi dari subsidi. Jadi tidak ada alasan lagi untuk kita tidak mendukung program hilirisasi untuk melahirkan substitusi impor,” kata Bahlil.

Proyek hilirisasi ini, merupakan kerja sama antara PT Bukit Asam (PTBA), PT Pertamina, dan investor asal Amerika Serikat, Air Products.

Bahlil menyampaikan, investasi ini akan membuka lapangan pekerjaan dalam jumlah besar, mulai dari tahapan konstruksi hingga saat beroperasi nantinya.

Menurutnya, hilirisasi ini akan menghasilkan lapangan pekerjaan 12-13 ribu dari konstruksi yang dilakukan oleh Air Products.

Kemudian kurang lebih sekitar 11-12 ribu lapangan pekerjaan yang dilakukan di hilir oleh Pertamina.

Baca Juga: Coba-Coba Trading Saham? Ternyata Faktor Ini Kunci Keberhasilannya

“Ditambah lagi begitu eksisting, berproduksi, lapangan pekerjaan disiapkan yang tetap itu 3.000, itu yang langsung, tapi kalau yang tidak langsung, kontraktornya, subkontraktornya, multiplier effect itu bisa 3-4 kali lipat dari yang ada,” tutur Bahlil.

Bahlil menyampaikan, proyek dengan nilai investasi sebesar Rp33 triliun tersebut akan dikerjakan dalam waktu 30 bulan.

“Investasi ini full dari Amerika (Serikat), bukan dari Korea (Selatan), bukan dari Jepang, bukan juga dari Cina. Jadi, sekaligus penyampaian bahwa tidak benar kalau ada pemahaman negara ini hanya fokus investasi (dari) satu negara,” tegas Bahlil.

Menutup laporannya, Bahlil menegaskan bahwa hilirisasi batu bara di Muara Enim ini akan mengedepankan penggunaan tenaga kerja dalam negeri.

“Air Products sudah saya panggil, tenaga kerjanya 95% dari Indonesia yang dari 5% itu hanya masa konstruksi, masa produksinya itu akan dilibatkan PTBA dan PT Pertamina,” tutup Bahlil. (*)

Editor : Cerdas Belanja

Baca Lainnya

Latest