Tunjukkan Gejala Ringan, Kemenkes akan Rawat Pasien Omicron Lewat Telemedicine

Selasa, 11 Januari 2022 | 19:00
Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.

CERDASBELANJA.ID – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, mayoritas pasien terkonfirmasi Omicron memiliki gejala ringan dan tidak bergejala.

Oleh karena itu, pasien konfirmasi Omicron tidak membutuhkan perawatan yang serius di RS.

Menurut Budi, pasien hanya perlu menjalani isolasi mandiri di rumah dengan diberikan suplemen vitamin, ataupun obat terapi tambahan yang telah diizinkan penggunaannya oleh pemerintah.

“Kenaikan transmisi Omicron akan jauh lebih tinggi daripada delta, tetapi yang dirawat lebih sedikit. Dengan demikian, strategi layanan dari Kemenkes dari yang sebelumnya ke RS sekarang fokusnya ke rumah. Pasalnya, akan banyak yang terinfeksi, tetapi tidak perlu ke RS,” ujar Budi, dikutip Selasa (11/1).

Untuk itu, Kemenkes bekerja sama dengan 17 platform telemedicine untuk memberikan jasa konsultasi dokter dan jasa pengiriman obat secara gratis, bagi pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah, demi mempercepat proses kesembuhan.

Beberapa platform telemedicine tersebut, yaitu Alodokter, Getwell, Good Doctor, Grabhealth, Halodoc, KlikDokter, KlinikGo, Link Sehat, Milvik Dokter, ProSehat, SehatQ, YesDok, Aido Health, Homecare24, Lekasehat, mDoc, Trustmedis, dan Vascular.

Kemenkes juga akan melakukan penyesuaian, dengan merekomendasikan perubahan peraturan penatalaksanaan pasien Covid-19.

Termasuk menyertakan penggunaan obat Monulpiravir dan Plaxlovid, untuk terapi pasien Covid-19 gejala ringan.

Berdasarkan hasil penelitian, Molnupiravir dan Plaxlovid mampu mengurangi gejala parah bahkan kematian pada pasien Covid-19.

Baca Juga: Cara Memilih Packaging yang Sesuai dengan Jenis Makanan, Pemilik Bisnis Wajib Tahu

Obat tersebut, telah diuji coba kepada pasien Covid-19 dan terbukti aman. Keduanya juga telah mendapatkan izin penggunaan dari Badan Pengawas Obat Amerika Serikat (FDA).

Saat ini, Molnupiravir juga sudah mendapatkan EUA dari BPOM dan akan segera digunakan, sedangkan Plaxlovid sedang dalam proses mendapatkan EUA dari Badan POM.

Budi merinci dari total 414 kasus terkonfirmasi Omicron, 99% gejalanya ringan dan tanpa gejala.

Sementara itu, kasus yang masuk kategori sedang atau butuh perawatan oksigen hanya dua orang, yakni lelaki berusia 58 tahun dan 47 tahun. Keduanya, dilaporkan memiliki penyakit penyerta (komorbid) dan kini telah dinyatakan sembuh.

“Dari 414 orang yang dirawat, 114 orang (26%) sudah sembuh, termasuk yang 2 orang tadi yang masuk kategori sedang dan butuh perawatan oksigen,” kata Budi.

Budi menambahkan, upaya menghadapi gelombang Omicron, juga dilakukan dengan mempercepat vaksinasi Covid-19, terutama bagi daerah yang cakupan vaksinasi dosis pertamanya belum mencapai 70% suntikan.

Secara total, masih ada 5 daerah yang membutuhkan akselerasi vaksinasi di antaranya Sumatera Barat, Sulawesi Barat, Maluku, Papua Barat dan Papua.

Kelima daerah tersebut, didorong untuk terus meningkatkan laju vaksinasinya. Pasalnya, semakin cepat vaksinasi semakin cepat pula kekebalan tubuh terbentuk. Dengan demikian masyarakat bisa terlindungi dari ancaman penularan Covid-19.

Melalui sejumlah langkah antisipasi yang telah disiapkan oleh pemerintah, Budi meyakini gelombang kenaikan kasus akibat Omicron bisa cepat dikendalikan.

Baca Juga: Meningkat, Sebanyak 2,1 Juta Orang Gunakan Kereta Api Selama Masa Natal dan Tahun Baru 2022

“Kita akan menghadapi gelombang dari Omicron, jangan panik, kita sudah menyiapkan diri dengan baik. Pengalaman menunjukkan walaupun naiknya cepat, tapi gelombang Omicron ini turunnya juga cepat. Yang penting jaga prokes, disiplin melakukan surveilans dan percepat vaksinasi bagi yang belum dapat vaksinasi,” tutup Budi. (*)

Editor : Yunus

Baca Lainnya