Emas Dianggap Sebagai Aset Safe Haven, Simak Penjelasannya di Sini

Senin, 23 Agustus 2021 | 22:00
UNSPLASH

Investasi emas online.

CERDASBELANJA.ID-Di tengah ketidakpastian ekonomi, terutama saat pandemi covid-19, banyak investor yang memilih untuk melirik asetsafe haven.

Dengan asetsafe haven,investor berharap bisa terhindar dari kerugian saat terjadi krisis keuangan.

Untuk diketahui,safe havenadalah jenis investasi yang diharapkan dapat mempertahankan atau meningkatkan nilainya selama masa gejolak pasar.

Baca Juga: Selain Emas, Ini 4 Jenis Aset Safe Haven Lain yang Perlu Kamu Tahu

Ada sejumlah sekuritas investasi yang dianggap sebagai aset safe haven, salah satunya adalah emas.

Nah, dikutip dariInvestopedia,berikut ini alasan emas disebut sebagai aset safe haven.

Diketahui, emas masih menjadi salah satu instrumen investasi favorit banyak orang.

Pasalnya, ada banyak manfaat yang ditawarkan dari investasi emas, mulai dari mudah dilakukan hingga harganya cenderung naik setiap tahunnya.

Selain itu, selama bertahun-tahun, emas telah dianggap sebagai investasi penyimpan nilai.

Baca Juga: Promo Cashback LinkAja, Investasi Reksa dana di Bibit Hemat Rp17 Ribu

Sebagai komoditas fisik, emas tidak dapat dicetak seperti uang dan nilainya tidak dipengaruhi oleh keputusan suku bunga yang dibuat oleh pemerintah.

Emas juga secara historis mempertahankan nilainya dari waktu ke waktu.

Dan, emas berfungsi sebagai bentuk asuransi terhadap peristiwa ekonomi yang merugikan.

Ketika terjadi peristiwa buruk, investor cenderung menumpuk dana mereka di dalam emas. Dan investor akan menaikkan harganya karena meningkatnya permintaan.

Juga, ketika ada ancaman inflasi, nilai emas meningkat karena dihargai dalam dolar AS.

Emas juga diketahui memiliki korelasi negatif atau tidak berkaitan dengan aset investasi lain, seperti saham atau obligasi saat terjadi gejolak ekonomi.

Baca Juga: 7 Investasi Ini Cocok untuk Ibu Rumah Tangga, Bisa Pakai Uang Belanja

Nah, itulah beberapa alasan mengapa emas dianggap sebagai safe haven. (*)

Editor : Yunus

Sumber : investopedia.com

Baca Lainnya