4 Cara Pilih Reksa Dana yang Aman, Investasi Jadi Makin Cuan!

Sabtu, 10 April 2021 | 21:00
freepik.com

Di tengah pandemi, investasi reksa dana dianggap paling aman karena risiko yang lebih kecil dibandingkan saham.

CERDASBELANJA.ID - Reksa dana merupakan instrumen investasi yang cocok untuk pemula karena ada manajer investasi yang akan mengelola dana investasi kita.

Dengan reksa dana, kita bisa melakukan penarikan atau setoran kapan saja dengan jumlah minimum yang terjangkau.

Secara umum, reksadana memiliki banyak jenis, yakni reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, dan reksa dana campuran.

Baca Juga: Peluang Investasi Murah di OVO Invest, Cuma Butuh Modal Rp10 Ribu

Setiap jenis reksa dana tersebut memiliki tingkat keuntungan dan risiko yang berbeda.

Lalu pertanyaannya, bagaimana cara memilih reksa dana yang tepat dan aman?

Financial Planner Finansialku.com, Shierly, CFP punya jawabannya nih! Untuk mengetahuinya, simak penjelasannya berikut ini.

1. Kenali manager investasi

Shierly mengatakan bahwa kita harus mengetahui rekam jejak manajer investasi sebelum kita menjadi investor.

Di era teknologi seperti saat ini, kita bisa mencari informasi tentang manajer investasi melalui internet. Jangan sampai manajer investasi yang kita tuju memiliki kasus buruk atau masalah hukum di masa lalu.

"Kita liat saja, si manajer investasi ini punya kasus buruk di sebelumnya nggak," ujar Shierly dalam live Instagram NOVA bertajukAman dan Cuan Main Reksa Dana, Rabu (31/03) siang.

Baca Juga: Cara Investasi Reksa Dana Pakai Koin Shopee, Bisa Lebih Untung

2. Perhatikan jumlah dana kelolaan manajer investasi

Saat hendak menjadi investor reksa dana, Shiely menyarankan agar kita mengetahui jumlah dana keloaan si manajer investasi.

Semakin besar dana keloaan artinya manajer investasi semakin mendapat kepercayaan dari investor.

"Di produk itu, berapa banyak sih dana kelolaannya mereka, apakah miliaran atau sampai triliunan. Semakin banyak, maka akan semakin memudahkan manajer investasi itu untuk membeli macam-macam untuk kita."

"Sekalipun kita ada penarikan (misalnya) Rp100 juta, nggak sampai si manajer invesatinya mengubah portofolio, sampai akhirnya mempengaruhi kinerja kita," jelas Shierly.

3. Lihat kinerjanya

Tips berikutnya yaitu dengan memperhatikan kinerja manajer investasi.

Shierly mengatakan kinerja bisa dilihat dariNet Asset Value (NAV).

"Sebenarnya kinerja ini banyak orang gunakan darinet asset value. Itu ada beberapa yang menampilkannya dalam bentuk grafik. Jadi dilihat kinerjanya sebulan terakhir, tiga bulan terakhir, atau dari awal reksadana itu diterbitkan," jelasnya.

Baca Juga: Catat, Ini 5 Tips Aman Investasi Reksa Dana dan Saham Secara Online

Shierly memberi contoh, misalnya kita hendak berinvestasi jangka menengah dengan reksa dana pendapatan tetap di masa pandemi.

Di situ, kita harus perhatikan kinerjanya dalam satu sampai dua atau tiga tahun terakhir.

"Teman-teman boleh liat nih, kalau dia dibandingkan reksa dana sejenisnya, apakah minusnya lebih besar atau agak mendingan?"

"Kalau lebih kecil minusnya, berarti bagus nih si manajer investasinya bisa mengelola dana di tengah pandemi, dia membuat nilainya tak terlalu parah turunnya," tutur Shierly.

4. Perhatikan risiko

Saat berinvestasi reksa dana, kita jangan hanya fokus pada imbal balik (return) yang tinggi saja, tetapi perhatikan pula risikonya.

Shierly mengatakan ada beberapa rasio yang bisa menunjukkan risiko, sepertisharpe ratio, dandraw down.

Dikutip dariKompas.com, sharpe ratioyang negatif menandakan tingkat risiko lebih besar dibanding dengan tingkat pengembalian.

Baca Juga: Promo Spesial Tanamduit, Beli Emas Bisa Dapat Reksa Dana Gratis

Sementaradraw downbisa dimaknai sebagai tingkat kerugian maksimal yang ada di produk reksadana.

"Kita bisa membandingkan dengan rasio-rasio ini. Apakah potensi keuntungan kita dengan potensi risikonya lebih besar atau kecil. Bukan cuma liat untungnya aja tapi liat risikonya apa," pungkas Shierly.

Tag

Editor : Yunus

Sumber Kompas.com, Nova