CERDASBELANJA.ID – Selama masa pandemi, urusan dana darurat seakan jadi begitu penting.
Ketika penghasilan berkurang, atau bahkan hilang, dana darurat seakan jadi penolong.
Namun, sebelum terjadi, siapkan dana darurat itu penting. Tapi idealnya, berapa rupiah yang harus disimpan?
Baca Juga: Jangan Bingung, Ini Cara Kumpulkan Dana Darurat dalam Waktu Singkat
Pertanyaan seperti itu sering kali bikin penasaran banyak orang, terutama yang memang berniat menyiapkan dana darurat.
Dana darurat adalah sejumlah dana yang khusus kita alokasikan dan bisa kita pakai ketika terjadi kondisi darurat.
Kondisi darurat yang seperti apa?
Salah satunya, ya, seperti saat ini, di mana ada kejadian di luar dugaan atau di luar kendali, yang mengganggu keuangan kita.
Sayangnya, keberadaan dana darurat yang krusial ini sering disepelekan atau dilupakan.
Setiap orang pasti memiliki banyak kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda, baik membeli rumah, mobil, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Harus Tahu, Ini Pentingnya Dana Darurat di Saat Pandemi
“Namun kadang lupa akan kesehatan keuangannya sehingga tidak memiliki dana darurat apabila terjadi situasi krisis seperti saat ini,” ujar Farah Dini Novita, Co-Founder and Vice-CEO Jouska Indonesia.
Dana darurat ini harus disisihkan setiap bulannya sebelum memutuskan untuk melakukan investasi, membeli saham, dan membeli keinginan lainnya.
Ada yang beranggapan, daripada disimpan di tabungan, kan lebih baik uang kita digunakan untuk investasi.
Ya, investasi memang penting. Tapi dana darurat juga penting.
Dan dana darurat ini haruslah dana yang bisa dicairkan dengan mudah, di saat kita berada pada kondisi darurat.
Lantas, berapa banyak uang yang harus kita sisihkan untuk dana darurat?
Baca Juga: Tips Pakai Dompet Digital, Saatnya Bikin Pos Pengeluaran Bulanan
Nah, sebelum menentukan jumlah yang harus disisihkan setiap bulan untuk mempersiapkan dana darurat, kita perlu memetakan penghasilan dan pengeluaran rutin setiap bulan terlebih dulu.
Pemetaan penghasilan dan pengeluaran ini penting dilakukan agar rencana keuangan yang akan disusun sesuai dan pas dengan kebutuhan kita.
“Dana darurat setiap orang berbeda-beda karena profil risiko orang berbeda, ada yang masih single, ada yang sudah menikah, memiliki jumlah tanggungan yang berbeda,” lanjut Farah.
Kata Farah, selain itu, seberapa besar risiko pekerjaan cukup memengaruhi pengalokasian dana darurat tersebut.
Supaya lebih mudah, Farah menyarankan agar setiap orang bisa menghitung aset lancar (aset yang likuid) seperti tabungan, deposito, dan mata uang asing yang mudah dicairkan.
Selanjutnya, perkirakan dengan total yang kita miliki saat ini.
Baca Juga: Sebelum Berinvestasi, Wajib Kenali Dulu Cara Kerja P2P Lending
Hitung berapa lama kita bisa bertahan hidup, apabila situasinya sedang tidak memiliki penghasilan sama sekali atau terkena PHK.
Misalnya, pengeluaran per bulan Anda Rp5 juta, namun aset lancar kita Rp10 juta.
Artinya. Kita hanya dapat bertahan hidup selama dua bulan bila tiba-tiba kita tak lagi berpenghasilan.
Hal ini belum termasuk pengeluaran lainnya yang tidak terduga, lho.
Memang, idealnya sampai berapa lama perhitungan dana darurat?
“Di situasi sekarang untuk lebih aman, sebaiknya kita memiliki dana darurat untuk menunjang kehidupan sampai satu tahun ke depan,” tukas Farah.
Penempatannya, menurut Farah, bisa dilakukan di tabungan deposito yang harus terpisah dari tabungan yang kita gunakan untuk transaksi harian.
Baca Juga: Wajib Tahu, Ini 3 Cara Mudah Tingkatkan Tabungan di Tahun 2021
“Karena dana darurat hanya dapat digunakan pada saat situasi darurat saja,” jelas Farah.
Jadi, jika pengeluaran kita Rp5 juta per sebulan, maka dana darurat yang wajib kita miliki minimal Rp60 juta, agar bisa melindungi kita dari keadaan genting selama satu tahun. (*)