Millenials, Kenali Apa Itu Konsep Compound Interest dalam Berinvestasi

Kamis, 07 Januari 2021 | 20:30
E+

Millenials, Kenali Apa Itu Konsep Compound Interest dalam Berinvestasi

CERDASBELANJA.ID – Bagi para investor pemula mungkin masih asing dengan konsep compound interest dalam proses investasi.

Compund interest adalah konsep yang sering kali disebut sebagai bunga majemuk, bunga-berbunga, atau bunga menggkita.

Compound interest bisa diartikan sebagai peningkatan nilai investasi dalam bentuk bunga yang dihitung dari jumlah nilai pokok ditambah dengan bunga yang telah diperoleh sebelumnya.

Baca Juga: Jangan Sepelekan, Pahami Pentingnya Asuransi Kesehatan Saat Pandemi

Melalui compound interest, pembayaran bunga terus ditambahkan ke pokok simpanan dan pokok yang sudah ditambahkan ini akan terus mendapatkan bunga.

Artinya, bunga yang dibayarkan tidak hanya berasal dari jumlah dana pokok, tetapi juga bunga yang terakumulasi dari waktu ke waktu. Inilah yang kemudian dinamakan bunga majemuk.

Secara umum, bunga majemuk ini bisa dihasilkan dari jangka waktu investasi.

Dengan kata lain, semakin lama kita menginvestasikan uang pada instrumen investasi, maka hasilnya akan semakin bertambah dari waktu ke waktu.

Untuk itu, konsep ini sangat cocok dan menguntungkan untuk kita yang berminat untuk melakukan investasi jangka panjang.

Dikarenakan sifatnya yang statis, maka hasilnya akan sangat terasa pada jangka waktu yang panjang.

Baca Juga: Pesepeda, Ini Cara Dapat Promo Diskon 50% Harga Minuman di Starbucks

Namun perlu diingat, investasi jangka panjang yang dimaksud dalam konsep ini memiliki jangka waktu lebih dari 10 tahun.

Bagi kita yang penasaran, instrumen investasi yang mengusung konsep compound interest ini adalah deposito dan instrumen investasi lainnya.

Dapat dikatakan, proses investasi bisa mendapatkan keuntungan dikarenakan ada proses compound interest di dalamnya.

Semakin lama kita berinvestasi, maka hasil investasinya akan semakin banyak pula.

Sebagai contoh penerapan compound interest, berikut adalah contoh kasus yang digunakan.

Terdapat dua buah online shop, yaitu online shop A dan online shop B. Online shop A, selalu menghabiskan keuntungan yang didapat untuk konsumsi, sehingga tidak memiliki instrumen untuk berinvestasi.

Baca Juga: Promo Gopay Januari 2021, Ini Daftar Merchant yang Memberi Cashback

Sementara itu, online shop B selalu menyisihkan keuntungan penjualan sebesar Rp50.000 setiap harinya untuk ditabung.

Apabila online shop B diasumsikan menabung secara rutin selama satu tahun penuh, maka jumlah investasi awal yang berada di bank adalah sebesar Rp18.250.000.

Apabila asumsi bunga tahunan sebesar 10%, maka secara compounding dalam satu tahun online shop B bisa mendapat keuntungan sebesar Rp20.075.000.

Kemudian, jumlah investasi yang akan diperoleh online shop B dalam jangka waktu 5 tahun adalah Rp29.391.807, dalam waktu 10 tahun menjadi Rp47.335.799, serta dalam waktu 20 tahun menjadi Rp122.776.874.

Jika dibandingkan dengan nominal investasi awal, maka jumlah investasi online shop B telah bertambah sebanyak Rp104.526.874 dalam waktu 20 tahun.

Baca Juga: Catat Pertumbuhan 700%, Titipku Sambut Lebih Banyak UMKM dan Pembeli

Berdasarkan ilustrasi tersebut, maka dapat terlihat bahwa konsep ini sangat menguntungkan bagi investor.

Untuk itu, cobalah untuk berinvestasi dalam jangka panjang agar bisa mendapatkan keuntungan berlipat. (*)

Editor : Yunus

Baca Lainnya