Raditya Dika Bagikan Pelajaran Bisnis Penting dari Drama Start-Up

Selasa, 05 Januari 2021 | 14:05
instagram.com/raditya_dika/

Raditya Dika Bagikan Pelajaran Bisnis Penting dari Drama Start-Up

CERDASBELANJA.ID – Penulis sekaligus Content Creator Raditya Dika membagikan berbagai pelajaran bisnis yang bisa dipetik dari drama Korea berjudul “Start-Up”.

Belakangan ini, drama Start-Up sangat santer diperbincangkan masyarakat. Dampaknya pun terasa di mana-mana, bahkan beberapa restoran sampai memberikan diskon khusus kepada penonton drama ini.

Secara garis besar, drama Start-Up menceritakan kisah perjuangan Seo Dal-mi dan Nam Do-san dalam merintis sebuah usaha, dengan dukungan dari mentor mereka bernama Han Ji-pyeong.

Baca Juga: Kenali Apa Itu Kakeibo, Sebuah Teknik Menabung Tradisional ala Jepang

Tidak hanya soal bisnis, drama ini juga diberi sedikit bumbu percintaan di antara para aktornya.

Menurut Raditya Dika, ada banyak pelajaran bisnis yang bisa dipetik dari serial sepanjang 16 episode ini.

Adapun beberapa pelajaran bisnis yang menarik diulas oleh Raditya Dika adalah sebagai berikut.

1. Cari Mentor yang Tepat

Menurut Raditya, hidup adalah perjalanan dari guru ke guru. Jadi sangat penting untuk bisa menemukan mentor yang tepat untuk menuntun hidup kita sendiri.

Sama halnya seperti Nam Do-san dan kawan-kawan yang memiliki mentor Han Ji-pyeong. Pemilihan mentor yang tepat akan membuat bisnis atau karier kita maju.

Raditya melanjutkan, kita memang bisa saja belajar dari buku yang kita suka, video YouTube, atau kreator dengan nilai kehidupan yang bermanfaat dan selaras dengan diri kita.

Baca Juga: Tetap Waspada, Ini Tips Belanja Online yang Aman di Masa Pandemi

“Namun, dengan punya mentor secara langsung, kita akan dibimbing dan diberikan saran atas langkah-langkah yang kita ambil berdasarkan pengalaman yang mereka punya,” ujar Raditya sebagaimana dikutip dari videonya yang bertajuk “Pelajaran Bisnis Dari Drama Korea Start Up”, Selasa (5/1).

Raditya Dika menilai, terkadang bisa jadi sudut pandang mentor tidak selaras dengan pikiran kita sendiri, tetapi hal itu wajar dan bukan merupakan masalah.

Pasalnya, dengan memiliki mentor bukan berarti kita bisa menurut saat diberi pelajaran, tetapi dengan menggugat gagasan juga bisa memicu kita punya pemikiran sendiri. Lagipula, proses debat dan diskusi yang sehat adalah syarat utama pikiran bisa tumbuh.

2. Investasi Membuat Sukses

Raditya Dika menuturkan, setiap orang bisa sukses dalam berinvestasi, baik di film maupun dunia nyata.

Han Ji-pyeong memperlihatkan bahwa lahir dalam kondisi yang kurang baik dibandingkan orang lain bisa juga sukses dengan kegigihan dan investasi. Di dalam serial Start-Up, investasi Han Ji-pyeong mendapatkan return 1.000% dalam setahun atau 10 x lipat, dari KRW8 juta menjadi KRW80 juta.

“Apakah bisa terjadi dalam dunia nyata? Bisa aja. Tapi tentu saja bukan berarti ini sesuatu yang konsisten terjadi dan semua orang bisa melakukannya. Ada faktor analisa yang mendalam, keberanian mengambil risiko, serta keberuntungan dalam waktu dan tempat yang tepat. Itu semua ada di Han Ji-pyeong,” papar Raditya.

Baca Juga: Kawula Muda, Ini Tips Belanja di Tengah Resesi ala Alexander Thian

Ia menyarankan, untuk masyarakat normal seperti kita, mungkin akan lebih baik jika kita memperlakukan investasi bukan sebagai alat untuk kaya secara instan. Namun, lebih kepada alat untuk mencapai tujuan keuangan.

“Han Ji-pyeong juga membuktikan, sesulit apa pun nasib kita investasi bisa dipelajari, selama kita mau belajar pasti bisa (karena) sumber informasi ada di tangan kita,” ungkap Raditya.

Memang akan sangat mudah membuat alasan untuk tidak belajar. Terlebih, melakukan action itu butuh usaha. Namun, jika kita mau berusaha seperti Han Ji-pyeong, maka kita juga bisa sukses.

3. Semua Bisnis Butuh Uang

Sebelum bekerja bersama dengan Seo Dal-mi, Nam Do-san sempat kesulitan mendapatkan investor karena dia belum punya business plan yang baik.

Raditya menilai, business plan itu penting dalam membuat sebuah bisnis.

Ini dikarenakan, kita bisa melihat bagaimana cara memonetisasi atau mendapatkan uang dari ide yang kita buat.

Baca Juga: Jangan Bingung, Ini Cara Kumpulkan Dana Darurat dalam Waktu Singkat

“Investor tidak peduli secanggih apa teknologi yang kita punya, atau sehebat apa pun idenya, jika kita tidak tahu bagaimana cara menjual produk jadi atau tidak tahu bagaimana mengembalikan uang investor,” ungkap Raditya.

Ia menyarankan, apabila nantinua kita memiliki ide bisnis, pastikan kita mengetahui bagaimana ide tersebut akan mendatangkan uang.

Selain itu, kita juga harus memastikan total adressable market (TAM)-nya juga besar, sehingga ketika bisnis kita naik ke skala yang lebih besar, maka potensi pendapatannya juga meningkat.

4. Selalu Berhati-hati

Menurut Raditya, di dalam dunia bisnis kita tidak bisa terlalu percaya diri. Jangan sampai kita seperti Dal-mi yang tidak teliti membaca kontrak dan terlalu terburu-buru mengambil keputusan.

Lalu ketika perusahaan yang diakuisisi, Dal-mi malah dipecat dan perusahaannya dibubarkan. Raditya mengimbau agar kita selalu mengingat seperti apa bentuk kerja sama kita dengan pihak lainnya.

“Kasus Dal-mi ini juga memperlihatkan, bahwa jangan membuat keputusan semata-mata hanya karena uang. Gara-gara tergiur uang KRW3 miliar malah jatuhnya kecewa,” kata Raditya.

Baca Juga: Harus Tahu, Ini Pentingnya Dana Darurat di Saat Pandemi

Selain kontrak, kita juga harus berhati-hati dalam mempercayai orang lain.

Pasalnya, Raditya menilai setiap orang yang ingin menjalin relasi dengan kita pasti punya motifnya tersendiri, entah motifnya baik atau tidak, itu yang kita harus ketahui sebelum membuat kesepakatan.

“Bukan artinya kita harus selalu curiga sama orang lain, tapi kita harus punya kehati-hatian terhadap keputusan apa pun yang kita lakukan untuk bisnis kita. Baik partner-an sama orang lain, atau pun ketika ada orang datang dan menawarkan investasi dengan return tinggi tanpa risiko selalu hati-hati,” pungkasnya.

5. Ia yang Bertahan Lama Bisa Kalah dengan yang Selalu Ada

Seperti diketahui, pada akhirnya Dal-mi jatuh hati kepada Nam Do-san.

Meskipun Han Ji-pyeong yang paling lama berinteraksi dengan Dal-mi dan kenal dengan neneknya.

Namun semua itu akhirnya dengan yang selalu ada, yaitu Do-san yang terus-menerus mendukung percaya dan dengan sendirinya berhasil merebut hati Dal-mi.

Baca Juga: Mantap, Promo Makan Kenyang dan Murah KFC Double Big Box Value

Raditya menilai, perumpamaan ini juga berlaku untuk bisnis. Apalagi dalam persaingan sekarang yang serba destruktif, banyak usaha saingan dan teknologi baru di mana-mana.

“Lamanya bisnis kita, tidak akan serta merta kita bisa menang dalam persaingan. Terkadang yang ada dan relevan bisa mengalahkan yang lama. Ini artinya kita harus siap untuk selalu berinovasi menghadapi tantangan setiap harinya,” ujar Raditya.

Raditya mengingatkan bahwa kita harus selalu mendukung dan percaya dengan perubahan, bukan melawannya. (*)

Tag

Editor : Yunus