Kelebihan pengeluaran umumnya akan menimbulkan utang baru. Hal ini umumnya terjadi ketika pemilik usaha terpaksa berutang untuk menutupi pengeluaran, atau karena pemilik usaha sering mendahulukan keinginan dan kepuasan pribadi, dibandingkan dengan kebutuhan.
Maka dari itu sangat penting untuk memeriksa dan mencatat arus kas. Untuk menghindari risiko ini, pemilik usaha umumnya harus memastikan bahwa pengeluaran hanya digunakan untuk keperluan operasional bisnis saja.
Pemilik usaha juga perlu untuk mencatat setiap pengeluaran yang dilakukan, agar arus kas bisa tetap terkontrol.
2. Risiko Bangkrut
Tidak perlu diragukan lagi, risiko bangkrut sangat erat hubungannya dengan para pemilik bisnis.
Biasanya, risiko ini terjadi karena beberapa faktor. Misalnya seperti kekurangan modal atau dana cadangan, manajemen keuangan yang buruk, tidak adanya rencana bisnis, tidak mengerti pasar yang dituju, atau kalah dalam bersaing di pasaran.
Untuk mengantisipasi hal ini, pemilik bisnis online perlu untuk mengatur arus kas dan menyimpan dana cadangan. Dana cadangan ini bisa bersumber dari keuntungan yang didapatkan dari penjualan suatu produk.
Baca Juga: Sambut PSBB Jawa-Bali, Gokana Tawarkan Menu Promo Combo Terbaru
3. Risiko Biaya Kesehatan
Tidak bisa dimungkiri bahwa kesehatan merupakan masalah yang cukup krusial dalam menjalankan bisnis online. Apalagi, bisnis online sering kali dilakukan di dalam ruangan saja.
Terlalu lama menatap layar ponsel, kelelahan saat menyiapkan barang, kurangnya waktu tidur dan sebagainya bisa berindikasi pada kesehatan pemilik bisnis.
Saat terserang penyakit, biaya pengobatan yang dibutuhkan sangatlah tidak terduga. Untuk itu, risiko ini sangat perlu diwaspadai karena juga akan berpengaruh pada kegiatan bisnis. Jangan sampai, biaya pengobatan menghabiskan seluruh laba yang didapat dari bisnis dan membuat bisnis menjadi bangkrut.