Investasi Emas Tahun 2023 Disebut Sangat Cerah, Ini Penyebabnya!

Senin, 23 Januari 2023 | 13:00
DOK. iStock

Ilustrasi emas Antam

CERDASBELANJA.ID - Banyak yang menganggap bahwa investasi emas tahun 2023 disebut cerah.

Kita yang memutuskan investasi emas dianggap bakal cuan besar, karena harga emas cenderung melonjak.

Tak cuma itu, investasi emas mulai jadi pilihan banyak orang untuk menambah cuannya tahun ini.

Seperti dilansir dari laman Kompas.com (22/1), emas diprediksi jadi primadona investasi tahun ini.

Sebelumnya, emas dianggap sudah merajai pasar komoditas pada tahun 2022.

ICDX mengungkapkan bahwa produk yang jadi penyumbang terbesar transaksi PBK adalah kontrak emas.

Jumlah total volume transaksi sepanjang 2022 mencapai 605.649 lot settled.

Nursalam, Direktur ICDX, mengatakan bahwa lebih dari setengah total volume transaksi semua produk multilateral yang diperdagangkan di ICDX yakni emas, valuta asing (forex), dan minyak mentah.

“Total volume transaksi multilateral ICDX pada 2022 mencapai 941.156 lot settled,” kata Nursalam.

Nursalam memprediksi bahwa pergerakan positif emas akan berlanjut hingga awal 2023.

Apalagi hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada Desember 2022 menunjukkan para pembuat kebijakan The Fed sepakat perlu memperlambat laju kenaikan suku bunga yang agresif.

Baca Juga: Siap Cuan? Harga Emas Tahun Ini Diprediksi Tembus Rp1,6 Juta per Gram!

Tentu dengan mempertimbangkan fleksibilitas dalam membuat kebijakan moneter.

“Proyeksi kenaikan tambahan tingkat suku bunga Amerika Serikat pada 2023 sebesar 75 bps dengan target kebijakan menjadi di tingkat 5,1 persen, saat ini berada di kisaran 4,25 persen-4,50 persen,” ungkap dia.

Menurut Nursalam, ekspektasi kenaikan suku bunga acuan yang lebih kecil berpotensi mengembalikan daya tarik emas sebagai aset safe-haven, terlebih dengan adanya kekhawatiran resesi.

Selain itu, IMF juga memangkas proyeksi pertumbuhan global di tahun 2023 menjadi 2,9 persen pada bulan Oktober 2022, dibandingkan proyeksi IMF Juli sebelumnya yaitu 2,7 persen.

Pemangkasan itu dilakukan seiring dengan melambatnya pertumbuhan tiga penggerak ekonomi terbesar dunia (AS, China, dan Eropa).

“Emas sensitif terhadap pergerakan kenaikan tingkat suku bunga acuan. Jika The Fed mengadopsi kebijakan yang kurang agresif dibandingkan tahun lalu, maka berpotensi menjadi prospek baik bagi emas,” kata Nursalam.

Andian Wijaya, Analis Monex Investindo Futures, menilai semua produk komoditas sebenarnya tak bisa dipukul rata.

Sebab, ada beberapa komoditas yang masih tinggi peminat, sedangkan ada beberapa produk yang mungkin akan mengalami penurunan permintaan.

Namun, Andian menilai harga logam emas masih berpeluang naik, mengingat ada rencana The Fed untuk tidak bersikap agresif di tahun 2023.

Sehingga, sangat mungkin pelaku pasar kembali mengalihkan minat kembali ke emas.

Jadi tertarik lanjut investasi emas? (*)

Tag

Editor : Yunus