Terungkap! 5 Trik Ini Dilakukan Supermarket agar Kita Tetap Belanja, Nomor 2 Bikin Kita Geleng Kepala

Jumat, 30 Desember 2022 | 11:00
ISTOCK

Belanja di Supermarket

CERDASBELANJA.ID –Belanja di supermarket sudah jadi keseharian kita.

Tak cuma bulanan, bahkan bisa mingguan kita belanja di supermarket.

Rasanya saat belanja di supermarket ada saja produk yang kita beli, meski tak mendesak.

Seperti kita tahu, supermarket merupakan tempat belanja yang banyak dikunjungi orang, digemari karena kelengkapan dan variasi produk yang disediakan.

Selain itu, lokasi yang strategis, tempat dan produk yang higienis, serta kemudahan bertransaksi.

Produk yang dibeli dihitung secara teliti, sehingga risiko kerugian pada konsumen jarang terjadi.

Di samping hal yang menyenangkan untuk konsumen, ternyata supermarket juga punya strategi.

Tujuannya agar konsumen membeli lebih banyak produk dan menghabiskan lebih banyak uang.

Supermarket biasanya mengenali titik lemah konsumen dan mengerti cara mengkapitalisasinya.

Tanpa kita sadari, setiap kali berbelanja, kita selalu tergerak membeli dalam jumlah banyak.

Hingga akhirnya kita sadari bahwa jumlah uang yang dikeluarkan sangat banyak.

Baca Juga: Intip 5 Fakta Menarik Seputar Belanja di Supermarket Korea, Apa Saja?

Nah, biar enggak belanja berlebihan dan merasa seolah tertipu, lebih baik kita pahami 5 trik yang biasanya dilakukan supermarket manapun berikut ini:

1. Hampir Semua Supermarket Secara Terus Menerus Mengubah Posisi dari Setiap Produk

Kita enggak perlu kaget ketika tidak dapat menemukan suatu produk di rak yang kita cari, padahal tak lama sebelumnya kita dengan mudah mendapatkan produk yang dicari di rak tersebut.

SeorangBusiness Insiderbernama Aine Cain, mengatakan bahwa salah satu toko bernama Costco memindahkan posisi produk-produknya secara berkala.

Tujuannya membuat konsumen melewati hampir semua rak yang ada di toko, sehingga konsumen mengamati hampir semua produk.

Lalu tanpa sadar mereka membeli lebih banyak produk dari yang sebenarnya tidak diperlukan banget.

Mereka ternyata menggenjot penjualan melalui fasilitas yang mereka berikan.

2. Supermarket Mendorong Kita untuk Membeli Makanan dalam Jumlah Besar

Ada teori yang mengatakan bahwa membeli barang, khususnya makanan dalam jumlah besar bisa menghemat uang kita.

Misalnya, sepotong roti mungkin bernilai Rp5.000, namun lima potong roti berharga Rp20.000.

Dalam hitungan kita, jika kita membeli lima potong roti akan menghemat sebesar Rp5.000, bukan? Ternyata tidak semudah itu.

Baca Juga: Ini Katalog Hero Supermarket, Belanja Hampir Semua Produk Diskon 20%

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Victoria Ligon di University of Arizona, banyak konsumen mencoba mempersiapkan persediaan makanan untuk satu atau dua minggu ke depan, yang dalam realitanya konsumen tidak merencanakan untuk sejauh itu.

Pada akhirnya, mereka membeli makanan di luar atau datang ke undangan makan, dan semua makanan yang telah dibeli akhirnya menjadi basi.

Anita Bhappu, advisor Ligon mengungkapkan, "Semua promo makanan didesain dengan tujuan agar konsumen membeli lebih banyak."

Kata Anita, konsumen yakin bahwa jika mereka membeli makanan dengan jumlah yang lebih besar maka mereka akan lebih menghemat pengeluaran.

Namun mereka jarang mengamati berapa banyak yang akhirnya mereka buang.

"Dan jika kita mengamati dari sisi harga yang mereka buang, mereka sebenarnya mengeluarkan lebih banyak uang,” kata Anita.

3. Supermarket Memberikan Label Kadaluwarsa Makanan yang Membingungkan

Tanggal kadaluwarsa yang diberikan pada makanan menjadi salah satu pertimbangan konsumen.

Konsumen menyadari jika masa kadaluwarsa masih lama, maka dia tidak akan membuang makanan itu (pada prosesnya membuang uang), hanya karena tanggal kadaluwarsa yang masih lama.

Pada akhirnya, konsumen cenderung membeli makanan yang memiliki masa kadaluwarsa yang lebih lama.

Berdasarkan USDA, tanggal kadaluwarsa makanan mengacu pada kualitas produk, tidak aman, kecuali untuk susu formula bayi.

Baca Juga: Promo BRI Terbaru, Belanja Kebutuhan Libur Nataru di Food Hall Dapat Voucher Rp100 Ribu

Terdapat beberapa istilah yang perlu diketahui mengenai tanggal kadaluwarsa dari suatu makanan:

  • Best if Used By/Best Before” menunjukkan periode waktu produk akan memiliki rasa dan kualitas yang baik. Sebagai contoh, apabila kita membeli roti, namun roti tersebut sudah melewati tanggal “Best Before” namun kualitasnya masih baik dan belum berjamur, maka Anda masih bisa mengkonsumsi roti tersebut.
  • Tanggal “Sellby” menunjukkan berapa lama supermarket/toko dapat menampilkan produk untuk dijual. Tanggal “Sellby” merupakan tanggal terakhir produk berada pada tingkat kualitas tertinggi. Anda sebaiknya membeli produk sebelum jatuh tempo tanggal yang tertera.
  • Tanggal “Use by” adalah tanggal rekomendasi untuk penggunaan produk pada masa yang baik, artinya setelah tanggal tersebut, kualitas dan produk akan menurun.
  • Tanggal kadaluwarsa, artinya produk tidak layak dikonsumsi lagi setelah melewati tanggal tersebut karena kualitasnya sudah tidak baik lagi.
4. Supermarket Membuat “LimitedTimeOffers” atau “Penawaran dengan Waktu Terbatas”

Konsumen cenderung untuk membeli suatu barang jika mereka berpikir bahwa penawaran promo suatu barang akan berakhir dalam waktu singkat.

Psikolog berkata itu adalah prinsipScarcity, atauScarcity Heuristic.

Business Insider sebelumnya melaporkan diJournal of Personality and Social Psychologyyang dipublikasikan pada tahun 1975, menggambarkan ilustrasi prinsipScarcitypada kenyataan realnya.

Sebanyak 200 orang diberi pilihan antara sebuah kaleng dengan 10 kue, atau sebuah kaleng dengan 2 kue.

Baca Juga: Promo Hero Supermarket Akhir Tahun, Belanja Kebutuhan Mulai Rp5.000

Hasil studi menyatakan bahwa kaleng dengan isi yang lebih sedikit lebih banyak dipilih karena dianggap lebih bernilai.

Di luar itu, jika kita menemukan sepasang sepatu dengan promoyang hanya ada hari ini, kita akan lebih memilih untuk membelinya.

Karena kita berpikir bahwa mungkin tidak akan ada diskon lagi di hari lain.

5. Supermarket MenyediakanSampleGratis untuk Produk Makanan

Secara teknis, kita tidak memiliki utang budi untuk membeli produk apapun yang ditawarkan oleh sales dan mencoba testernya.

Namun, pemilik toko tahu ada perasaan sungkan jika kita tidak membeli produk yang sudah kita coba.

Psikolog Robert Cialdini menyebutnya sebagai “rule for reciprocation”: Jika seseorang melakukan sesuatu yang baik kepada kita , maka kita perlu melakukan sesuatu yang lebih baik kepada orang tersebut.

Di sebuah studi yang dipublikasikan diJournal of Applied Social Psychologypada 2002, sebanyak 21% konsumen yang ditawarkan coklat oleh penjual merasa tersentuh, dibandingkan dengan konsumen yang tidak ditawarkan coklat.

Secara tidak langsung, hal ini dapat membuat kita menjadioverspend, jika memilih untuk membeli produk yang ditawarkan namun sebenarnya tidak diperlukan.

Baca Juga: Promo Hero Supermarket Bulan Ini, Khusus Belanja Kebutuhan Diri Diskon Hingga 30%

Tetap Atur Prioritas Anda

Berdasarkan ulasan di atas, kita sebagai konsumen perlu lebih berhati-hati dalam berbelanja.

Ingat untuk selalu membuat prioritas barang-barang apa saja yang kita butuhkan.

Lebih baik kita mencatatnya, dan utamakan untuk membeli barang yang kita butuhkan saja terlebih dulu.

Jika kita memiliki dana berlebih, kita dapat menggunakannya untuk membeli barang yang menarik minat kita. (FINANSIALKU)

Editor : Yunus

Baca Lainnya