Banyak Diborong Belanja, Tren Penjualan UMKM Tokopedia Meningkat

Selasa, 13 Desember 2022 | 21:15
Dok. Tokopedia

Tren penjualan UMKM di Tokopedia terus meningkat, sejalan dengan kebiasaan belanja konsumen yang semakin beragam.

CERDASBELANJA.ID – Sejalan digitalisasi yang semakin masif, tingkat belanja online konsumen juga terus mengalami peningkatan.

Peningkatan belanja ini, tentunya juga berdampak pada tren penjualan produk UMKM di e-commerce.

Tokopedia mencatat, tren penjualan produk UMKM mengalami peningkatan, sejalan dengan tren belanja masyarakat yang terus berubah.

Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, UMKM telah berkontribusi Rp8.547 triliun terhadap PDB Indonesia.

Kontribusi UMKM lokal terhadap PDB pun, tercatat meningkat dari tahun ke tahun hingga mencapai 60,3% pada 2019. Di sisi lain, pemerintah menargetkan pertumbuhan wirausaha di Indonesia sebesar 4% pada 2024.

AVP of Regional Growth Expansion (RGX) Tokopedia Trian Nugroho menjelaskan, UMKM lokal juga memegang peranan dalam peningkatan ekonomi digital, tetapi aktivitas ekonomi digital Indonesia saat ini masih terpusat di kota-kota besar.

“Sebagai gambaran, Jakarta menyumbang 17% terhadap PDB Indonesia,” ujar Trian dalam keterangannya, dikutip Selasa (13/12).

Trian melanjutkan, dibutuhkan sinergi dari semua pihak untuk membantu UMKM di seluruh penjuru Indonesia punya kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang, serta berkontribusi terhadap perekonomian.

“Hal ini yang melatarbelakangi Tokopedia menghadirkan inisiatif Hyperlocal sejak 2020,” kata Trian.

Riset yang dilakukan Tokopedia, bersama Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) bertajuk Analisis Dampak Program Hyperlocal Tokopedia terhadap Kondisi Bisnis Penjualan secara Daring, Ekonomi, dan Sosial Kota-Kabupaten Program Hyperlocal, membuktikan kontribusi inisiatif Hyperlocal Tokopedia untuk perekonomian digital di berbagai daerah.

Peneliti INDEF Nailul Huda menjelaskan, rerata indeks penjualan di kota dengan Hyperlocal Tokopedia meningkat 147% pada 2020-2021 dibandingkan 2017-2019.

Baca Juga: Tokopedia Hadirkan Fashion Week 2022, Ada Banyak Diskon Belanja Baju

“Surabaya, Bandung, dan Yogyakarta menjadi tiga kota dengan Hyperlocal Tokopedia yang memiliki indeks penjualan dan indeks omzet penjualan paling tinggi,” ungkap Huda.

Surabaya mengalami peningkatan indeks penjualan dan indeks omzet penjualan, masing-masing sebesar 194% dan 85%, Bandung 27% dan 100%, sedangkan Yogyakarta 148% dan 64%.

Riset ini, juga menunjukkan rerata indeks penjualan di kota dengan Hyperlocal lebih besar 5 kali lipat dibandingkan kota tanpa Hyperlocal pada 2017-2021.

Sementara itu, indeks omzet penjualan di kota dengan Hyperlocal meningkat 67% pada periode 2020-2021 dibandingkan 2017-2019.

Di sisi lain, kata Huda, riset ini memotret kenaikan persentase pertumbuhan ekonomi yang positif di berbagai kota dengan Hyperlocal Tokopedia yang turut berkontribusi menjaga pertumbuhan dan pemulihan ekonomi di tengah pandemi.

“Surabaya (4,29%), Yogyakarta (5,09%), dan Semarang (5,16%) menjadi kota dengan kenaikan persentase pertumbuhan ekonomi tertinggi dari 2020-2021,” jelas Huda.

Sepanjang 2019-2021, rerata persentase pertumbuhan ekonomi di kota tanpa Hyperlocal tercatat sebesar 1,26%, sedangkan di kota dengan Hyperlocal Tokopedia angkanya lebih tinggi, yaitu 2,78%.

“Inisiatif Hyperlocal Tokopedia, mampu menahan peningkatan pengangguran agar tidak naik terlalu tajam imbas dari kondisi pandemi Covid-19. Secara statistik, inisiatif Hyperlocal Tokopedia mampu menahan laju peningkatan pengangguran,” papar Huda.

Hadirnya inisiatif Hyperlocal Tokopedia. juga membuat kota-kota dengan Hyperlocal memiliki tingkat kemiskinan yang lebih rendah sebesar 0,14%, dibandingkan kota-kota tanpa Hyperlocal.

Surabaya, Semarang, dan Medan menjadi kota dengan tingkat penurunan kemiskinan terbesar setelah adanya program Hyperlocal.

“Mengusung teknologi geo-tagging, Hyperlocal telah memperluas cakupan transaksi penjual, mempermudah masyarakat menemukan toko terdekat, membuat transaksi lebih efisien karena ongkir lebih hemat, dan peningkatan eksposur UMKM lokal dengan potensi penjualan yang besar,” jelas Trian.

Membandingkan data 2017-2019 dengan 2020-2021, Tokopedia dan INDEF mencatat, kota dengan peningkatan indeks jumlah penjual tertinggi, yaitu Surabaya (48%), Bandung (65%), dan Yogyakarta (67%). Sedangkan kota dengan peningkatan indeks jumlah pembeli tertinggi mencakup Bandung (122%), Yogyakarta (142%), dan Surabaya (154%). (*)

Editor : Presi

Baca Lainnya