CERDASBELANJA.ID – Belakangan ini, bisnis online perlu menghadirkan strategi khusus untuk terus bisa menarik minat belanja konsumen.
Tidak hanya menarik minat belanja, bisnis online juga perlu menyiapkan beberapa strategi untuk menghadapi resesi yang disinyalir akan berlangsung pada 2023 mendatang.
Salah satu bisnis online yang turut mencari cara untuk meningkatkan minat belanja konsumen, adalah pebisnis daster Saparasa Collection.
Sebagai informasi, daster berasal dari kata duster, yakni pakaian yang dikenakan oleh para cowboy di Amerika Serikat pada abad ke-18.
Sejarah lain mengatakan, daster mulai dipopulerkan sejak masa kepemimpinan Ratu Victoria di Inggris, dan menjadi lambang gerakan bagi para perempuan untuk membebaskan diri dari tren penggunaan korset kala itu.
Di Indonesia sendiri, daster menjadi andalan kaum hawa dari berbagai kalangan untuk dapat beraktivitas dengan nyaman di dalam ataupun di luar rumah.
Untuk itu, tidak mengherankan apabila penjualan daster di marketplace online tanah air terus mengalami peningkatan permintaan.
Peluang bisnis daster ini dimanfaatkan oleh Sapasara Collection, salah satu UMKM yang membuka toko online di Shopee.
Dua minggu sejak berjualan di Shopee, bisnis daster yang didirikan oleh pemuda asal Solo, Satria Aji Pamungkas (25) ini langsung kebanjiran puluhan pesanan.
Namun, nyatanya bisnis online ini juga menghadapi sejumlah tantangan besar, seperti persaingan bisnis online yang sengit, hingga tantangan resesi ekonomi.
Maka dari itu, mempertahankan bisnis online menjadi prioritas utama bagi Satria untuk memastikan keberlangsungan brand Sapasara Collection.
Baca Juga: Penting Buat UMKM, Manajer Aplikasi Belanja Titipku Ungkap Cara Bangun Networking, Hemat Waktu!
Berikut ini adalah sejumlah kiat jitu dari pengusaha muda ini agar bisa tetap eksis berbisnis online.
1. Analisis Pasar dan Kompetitor
Menurut Satria, target pasar konsumen untuk komoditas daster sangat besar, tetapi permintaan ini juga berbanding lurus dengan banyaknya pelaku usaha yang menjual produk fesyen ini.
Oleh karena itu, Satria rutin melakukan analisis pasar dan kompetitor sejak awal mula Sapasara Collection didirikan hingga mempertahankannya sampai saat ini.
“Contohnya, kalau kita melihat beberapa produk daster ada yang bagus tapi harganya kurang terjangkau. Di sisi lain, ada yang harganya lebih terjangkau, tetapi modelnya kurang variatif. Nah, Sapasara Collection mengambil jalan tengah, menawarkan model yang variatif dengan harga yang ramah di kantong,” ujar Satria dalam keterangan tertulis, Senin (28/11).
2. Analisis Produk dan Quality Control
Analisis produk dan quality control, dibutuhkan untuk mengetahui dan menjaga keunggulan dari produk yang kita jual. Hal ini, juga berlaku bagi para pelaku usaha dan UMKM untuk menjaga kualitas produk dan memupuk loyalitas pelanggan.
Menurut Satria, dua hal ini berperan penting karena dapat mempengaruhi bisnis kalau tidak dijaga.
“Belajar dari pengalaman sebelumnya yang mana semua harga serba naik, bahan kain dari supplier tetap stabil. Kondisi ini cukup aneh. Setelah menerima beberapa komplain dari pelanggan, saya baru tahu bahwa kualitas kain diturunkan supaya harga tetap stabil. Sedih, sih, karena hal itu berpengaruh kepada rating saya di Shopee. Semenjak itu, saya mewajibkan melakukan proses quality control setelah menerima barang diproduksi,” jelas Satria.
3. Menguasai Teknik dan Gaya Foto yang Diminati Pelanggan
Tidak hanya itu, Satria juga membeberkan tips yang terkadang tidak disadari oleh sebagian pemilik toko online, yaitu foto produk.
Foto produk menjadi salah satu hal penting untuk mendukung bisnis online. Pasalnya, foto yang bagus dengan tampilan yang sedang trending mampu menarik lebih banyak pelanggan.
“Kalau foto sudah bagus, hal yang dilakukan selanjutnya adalah perhatikan traffic foto atau melihat foto yang disukai pelanggan. Jadi kita bisa tahu, foto hingga model seperti apa yang terlihat menarik di mata pelanggan,” ungkap Satria.
4. Manfaatkan Fitur dengan Efektif dan Efisien
Adanya marketplace online seperti Shopee, tentunya memudahkan para pelaku usaha dan UMKM untuk menjual berbagai macam produk.
Berbagai macam fitur dan program yang ditawarkan, tentunya diharapkan dapat memaksimalkan penjualan. Menurut Satria, Shopee adalah marketplace paling sederhana dan mudah dipahami fiturnya.
Baca Juga: 3 Strategi Bisnis OYO Setelah Pandemi, Gencarkan Belanja Wisatawan Lokal
“Jadi saya dari awal buka usaha ini ya sudah coba berbagai macam fitur seperti bundling, harga coret, dan iklan. Saya juga pakai voucher diskon lumayan banyak. Kalau di toko saya, berapa pun belanjanya bisa pakai voucher diskon, tidak ada minimal pembelian. Itu jadi strategi sendiri untuk saya, jadi kalau pelanggan berkunjung ke Sapasara Collection, langsung dapat voucher Rp1.000, akan sayang rasanya kalau tidak dipakai, ujung-ujungnya beli,” kata Satria.
Selain voucher diskon yang jadi fitur unggulan, Satria juga memanfaatkan kampanye tanggal kembar dan promosi setiap tanggal 25 (pay day).
“Gara-gara fitur dan program ini, baru sekitar sebulan saya jualan daster, saya sudah jadi star seller,” tutup Satria
Hingga saat ini, daster Sapasara Collection mampu menyentuh hingga 4.000 pesanan dengan 10.000 produk terjual setiap bulannya di platform e-commerce Shopee.
Kiat-kiat jitu yang disebutkan tadi, menjadi jalan bagi Sapasara Collection untuk bisa tetap kokoh di tengah-tengah persaingan bisnis dan tantangan badai ekonomi yang diprediksi datang di tahun depan. (*)