Kisah Yoan Taway, Ciptakan Tas “Hermes Lokal” Unik, Tertarik Belanja?

Rabu, 05 Oktober 2022 | 20:00
DOK. PRIBADI

Belanja tas "Hermes" lokal.

CERDASBELANJA.ID - Banyak di antara kita pasti hobi belanja tas, mulai harga murah sampai selangit.

Baik itu belanja di toko maupun secara online, termasuk tas yang didatangkan dari luar negeri.

Tak heran jika sering belanja tas, pasti paham dong merek-merek tas mahal, sekaligus pengin punya.

Apalagi sebagai salah satu produk fashion, tas sangat diminati. Tak hanya ingin memiliki, bahkan bisa sampai ingin menciptakannya.

Salah satu perempuan yang begitu menyukai dunia fashion adalah Yoan Taway, asal Palangkaraya.

Seiring berjalannya waktu, Yoan jatuh cinta pada dunia fashion.

Meski begitu dia sempat mengenyam pendidikan sastra Jepang saat kuliah.

Karena merasa salah jurusan, perempuan berkacamata ini pun mengambil sekolah fashion setelah lulus kuliah.

Menggembirakannya, dan tak disangka-sangka, dirinya masuk dan lulus sebagai Top 5 Best Student di LPTB Susan Budihardjo, Jakarta pada tahun 2011.

Senang bukan kepalang. Anak desa yang waktu kecil hanya tahu belanja baju di pasar malam bisa lulus dengan prestasi yang membanggakan.

Well, dari titik inilah kisah perjalanan dan perjuangan Yoan di industri fashion Tanah Air dimulai.

Baca Juga: Cara Membuat dan Manfaat QRIS untuk UMKM, Permudah Transaksi Belanja

DOK. PRIBADI

Yoan Taway

Sempat Kabur dari Fashion

Sekitar tahun 2013-2018 Yoan bertemu banyak teman yang sudah terlebih dulu terjun di industri fashion.

Dia pun banyak bekerja sama dan berkarya. Proyek terakhir yang Yoan tangani adalah Asian Games Ceremony 2018 lalu.

“Saya jadi asisten langsung di bawah Rinaldi Yunadi dan Didi Budiardjo. Itu pengalaman sangat mengharukan karena sekali seumur hidup untuk sejarah Indonesia,” ungkap Yoan.

Namun, mengejutkannya setelah lima tahun ia malah memutuskan untuk keluar dari dunia yang mengangkat namanya. Katanya, hidup di Jakarta terlalu berat.

Alhasil dia memilih melipir kembali ke Kalimantan dan mencoba mengeksplor talentanya sebagai florist dan pindah ke Bali.

“Sejujurnya saya kabur dari dunia fashion. Saking serunya, selama lima tahun itu saya hanya bekerja, tanpa istirahat. Jadiburnout," kata Yoan.

Yoan menambahkan, "Saya sampai pada tahap melihat benang, jarum, gunting, dan bahkan berita fashion itu sampai mau muntah. Merangkai bunga jadi sarana healing juga."

Berdayakan Perempuan Lewat Handep

Di enam bulan masa pelariannya, Yoan bertemu Randi, teman barunya di Bali yang menawarkan untuk bergabung dalam mengembangkan Handep Haruei.

Sebuah brand fashion berkelanjutan yang memberdayakan perempuan pengrajin dan petani rotan di Kalimantan.

Baca Juga: Penggemar Belanja Tas Bisa Kaget, Tas Hermes Ini Terjual Rp5,3 Miliar!

Setelah bergumul selama tiga hari, Yoan akhirnya memutuskan untuk kembali membuka hati.

Bersama perempuan di Kalimantan Tengah, tepatnya di Gunung Purei, Yoan melalui Handep bersama berkreasi menghasilkan produk fashion ramah lingkungan.

Seperti tas, topi, kerajinan tangan, berdasarkan pola anyaman adat Dayak yang diturunkan dari generasi ke generasi.

Awalnya, Handep membina 20 penganyam, namun tahun ini sudah mencapai 350 penganyam yang dibina.

Menariknya, dalam setiap produk yang dijual, ada cerita dan profil pengrajinnya.

Handep juga beroperasi menggunakan prinsip perdagangan yang adil dengan kemitraan yang setara dengan perempuan dan petani.

“Kita ingin menjembatani antara orang-orang di pedalaman, para pengrajin, dan petani rotan dengan orang-orang di kota," ucap Yoan.

"Kita meng-encourage dan meng-empower mereka, karena selama ini mereka bekerja dengan tengkulak yang tidak peduli dengan profil mereka,” tambah Creative Director dan Co-Founder Handep ini.

Bersyukurnya, sekitar 80 persen pendapatan dari para pengayam meningkat.

Ada yang tadinya berpenghasilan Rp500.000 sebulan, kini sudah mencapai Rp3 juta. Di sisi lain, Yoan bersama teman-temannya di Handep memiliki cita-cita besar yang ingin diwujudkan.

Baca Juga: 7 Merek Tas Termahal di Dunia yang Tembus Miliaran, Tertarik Belanja?

“Semoga Handep, produk craft-nya ini bisa menjadi sesuatu yang premium selevel Hermes. Itu cita-cita kita. Kami suka inside jokes, kalau Handep ini ‘H’-nya bukan untuk Handep tapi Halu. Ha-ha-ha. Tapi, semua dimulai dengan halu dan kami bisa sampai sekarang. Jadi, tolong doakan,” harapnya,

Sampai saat ini produk Handep sudah mulai ekspor ke Jepang, Paris, hingga ke Jerman di September tahun ini. (*)

Editor : Yunus

Sumber : Tabloid Nova

Baca Lainnya