Tren Traveling Sebelum dan Sesudah Harga Tiket Pesawat Naik, Makin Banyak yang Belanja?

Minggu, 02 Oktober 2022 | 22:00
Dok. Pegipegi

Pegipegi ungkap tren traveling dan belanja tiket sebelum dan sesudah harga tiket pesawat naik

CERDASBELANJA.ID – Beberapa waktu lalu, harga tiket pesawat dengan berbagai rute cenderung lebih mahal dari sebelumnya dan menjadi perbincangan di kalangan masyarakat Indonesia, sehingga sangat sedikit orang yang belanja tiket.

Banyak pihak mengeluhkan kondisi tersebut, serta mengharapkan harga tiket turun mengingat intensitas penerbangan rute domestik dan internasional kembali meningkat.

Namun, setelah pemerintah dan maskapai penerbangan mengupayakan penurunan harga tiket pesawat sejak akhir Agustus lalu, harga tiket pesawat mulai menurun dan membuat banyak travelers mulai kembali belanja tiket.

Lantas, seperti apa tren traveling sebelum dan sesudah harga tiket pesawat turun?

Vice President of Commercial and Marketing Pegipegi Ryan Kartawidjaja mengatakan, sebelumnya Pegipegi melihat peningkatan harga tiket pesawat paling tinggi ada di bulan Juli.

Jika dibandingkan dengan akhir tahun 2021, harga tiket pesawat naik 40% hingga 50%, sedangkan jika dibandingkan pada awal tahun 2022, harga tiket pesawat naik 50% hingga 60%.

Saat isu mahalnya tiket pesawat menjadi perbincangan hangat pada sekitar bulan Juni-Juli 2022, Pegipegi mencatat adanya kenaikan pemesanan tiket kereta api dan bus, serta kendaraan travel masing-masing sebesar 50% jika dibandingkan pada periode Januari-Maret 2022.

Adapun tujuan favorit yang dipilih pelanggan saat memesan tiket kereta api, adalah Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Semarang, Bekasi, Purwokerto, Surakarta, dan Malang.

Sementara itu, untuk tujuan favorit bus dan kendaraan travel, adalah Jakarta, Bekasi, Bandung, Yogyakarta, Tangerang, Malang, Bandar Lampung, dan Solo.

Ketika pemerintah dan maskapai penerbangan mengupayakan penurunan harga tiket pesawat, Pegipegi mencatat penurunan harga tiket pesawat di kisaran 5% hingga 15%. Ada juga yang mengalami penurunan harga hingga 25%.

Ryan menjelaskan, hampir seluruh maskapai penerbangan terlihat memberlakukan penurunan harga tiket pesawat, seperti Garuda Indonesia, Batik Air, Lion Air, Super Air Jet, Citilink, Air Asia, NAM Air, dan Sriwijaya Air.

Baca Juga: Belanja BBM Naik, Harga Tiket Pesawat Turun? Ternyata Ini Faktanya!

Berikut adalah data yang diambil tanggal 12 September, terkait gambaran harga sebelum dan sesudah kebijakan penurunan harga tiket pesawat di sejumlah rute populer domestik dan internasional.

1. Tiket Jakarta-Medan

Sebelum Kebijakan: Mulai dari Rp1,3 jutaan

Sesudah Kebijakan: Mulai dari Rp1,1 jutaan

2. Tiket Jakarta-Surabaya

Sebelum Kebijakan: Mulai dari Rp920 ribuan

Sesudah Kebijakan: Mulai dari Rp870 ribuan

3. Tiket Jakarta-Bali

Sebelum Kebijakan: Mulai dari Rp1,9 jutaan

Sesudah Kebijakan: Mulai dari Rp1,7 jutaan

4. Tiket Bali-Jakarta

Sebelum Kebijakan: Mulai dari Rp1 jutaan

Sesudah Kebijakan: Mulai dari Rp900 ribuan

5. Tiket Jakarta-Makassar

Sebelum Kebijakan: Mulai dari Rp1,7 jutaan

Sesudah Kebijakan: Mulai dari Rp1,4 jutaan

Baca Juga: Bukan Ojol, Taksi Online AirAsia Siap Temani Belanja November Nanti

6. Tiket Jakarta-Singapura

Sebelum Kebijakan: Mulai dari Rp4,8 jutaan

Sesudah Kebijakan: Mulai dari Rp3,8 jutaan

Adapun destinasi internasional yang paling banyak menjadi tujuan perjalanan adalah sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina.

Selain destinasi Asia Tenggara, para travelers juga mulai melirik destinasi negara di wilayah Asia Timur, Eropa dan Australia, seiring relaksasi kebijakan pembatasan perjalanan di berbagai negara kawasan tersebut.

Di sisi lain, Ryan mengungkap adanya kebijakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) baru-baru ini tentu mendorong masyarakat berpikir ulang untuk traveling karena kebijakan ini berpengaruh pada alokasi anggaran masyarakat dalam kebutuhan traveling.

Meski demikian, kata Ryan, pihaknya melihat permintaan kebutuhan pemesanan tiket transportasi dan akomodasi untuk wisata, masih berada di level yang tinggi secara month-on-month (mom) yang salah satu kemungkinannya ditopang kebijakan penurunan harga tiket pesawat.

“Kami tetap optimistis tren traveling masyarakat akan terus bertumbuh hingga akhir tahun ini,” tutup Ryan. (*)

Editor : Presi

Baca Lainnya