Tingkatkan Pelayanan, KAI Terbitkan Obligasi dan Sukuk Rp3 Triliun

Jumat, 15 Juli 2022 | 13:00
kai.id

Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo

CERDASBELANJA.ID – PT Kereta Api Indonesia (Persero), mengumumkan rencananya untuk menerbitkan obligasi melalui instrumen obligasi dan sukuk, dengan skema Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) pada 14 Juli 2022.

Penjamin Pelaksana Emisi dalam obligasi ini, yaitu Mandiri Sekuritas, CIMB Sekuritas, dan BRI Danareksa Sekuritas.

Total Nilai Emisi obligasi dan Sukuk ini, adalah sebanyak-banyaknya Rp3 triliun dengan tenor obligasi 3 tahun, 5 tahun, dan 7 tahun.

Mengutip dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sukuk adalah surat berharga berwujud sertifikat atau bukti kepemilikan yang nilainya sama dan mewakili bagian yang tidak terpisahkan, atau tidak terbagi atas aset yang mendasarinya (underlying asset).

Hal ini, berbeda dengan obligasi yang diterbitkan sebagai bentuk utang piutang antara penerbit obligasi dan investor.

Prinsip dasar sukuk, adalah kepemilikan bersama atas suatu aset atau manfaat atas aset atau jasa/proyek/investasi tertentu.

Sementara itu, prinsip obligasi adalah surat utang atas transaksi utang piutang antara penerbit obligasi dan investor.

Penggunaan dana sukuk juga hanya digunakan untuk kegiatan usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah, sedangkan obligasi tidak terbatas pada kegiatan usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

Imbalan bagi pemegang sukuk dapat berupa imbalan, bagi hasil, atau marjin, sesuai dengan jenis akad yang digunakan dalam penerbitan sukuk.

Baca Juga: Cara Belanja di Alfamidi Pakai Midi Kriing, Mudah dan Bisa COD

Sementara pada obligasi, imbalan atas memberikan utang berbentuk bunga. Lalu, sukuk diharuskan memiliki underlying asset, sedangkan obligasi tidak.

Adapun dana Obligasi dan Sukuk ini, akan digunakan untuk pengembangan angkutan batu bara Sumatra bagian selatan sebesar Rp1,8 triliun, pembayaran jatuh tempo obligasi I tahun 2017 seri A sebesar Rp1 triliun, dan pengadaan sarana KA Bandara Internasional Adi Soemarmo (BIAS) sebesar Rp185 miliar.

Obligasi dan sukuk ini, mendapatkan peringkat idAA + (Double A plus; Stable) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) pada tanggal 13 April 2022.

Obligasi dan Sukuk terbagi menjadi 2 seri yang mana Seri A berjangka waktu 5 tahun dengan asumsi indikasi tingkat kupon Obligasi dan Sukuk 7,45%-8,10% per tahun, Seri B berjangka waktu 7 tahun dengan asumsi indikasi tingkat kupon Obligasi dan/atau sukuk 7,80%-8,50% per tahun.

Bunga obligasi dan sukuk akan dibayarkan triwulan 30/360, sesuai dengan tanggal pembayaran masing-masing bunga obligasi dan sukuk.

Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan, KAI telah membuktikan diri menjadi salah satu pilar utama layanan transportasi di Indonesia.

Pada 2021, KAI melayani sebanyak 155 juta penumpang dan 50,3 juta ton barang untuk angkutan barang.

"Realisasi Semester I tahun 2022 ini, jumlah penumpang KAI telah mencapai 119,8 juta dan volume angkutan barang telah mencapai 26,8 juta ton. Kami yakin jumlah tersebut akan terus tumbuh," ujar Didiek dalam keterangannya, dikutip Jumat (15/7).

KAI akan terus berupaya untuk menjadi pilihan utama moda transportasi penumpang ataupun logistik di Indonesia saat ini, serta masa yang akan datang.

Baca Juga: Cukup Mudah, Ternyata Begini Cara Dapat Uang Rp10 Juta dalam 6 Bulan

KAI siap untuk menyongsong hal tersebut, dengan secara kontinu meningkatkan kompetensi dengan didukung oleh kemampuan kolaborasi dan perencanaan yang baik.

Batu bara merupakan komoditi angkutan barang terbesar KAI. Pada tahun 2021, KAI mengangkut 38,36 juta ton batu bara, atau 76,32% dari total angkutan barang KAI sebesar 50,26 juta ton.

KAI menargetkan, volume angkutan batu bara menjadi sebanyak 105,25 juta ton di tahun 2027, meningkat 174,38% dibanding pencapaian di tahun 2021.

Rencana pengembangan Sumatra Bagian Selatan, sejalan dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang masih mengandalkan batu bara dan rencana PT BA untuk meningkatkan produksi batu baranya.

Sinergi BUMN antara KAI, Bukit Asam, dan PLN untuk mendukung Ketahanan Energi Nasional yang mana KAI akan menyediakan layanan angkutan barang yang dapat diandalkan.

KAI akan memperbarui sistem persinyalan, serta membangun jalur ganda untuk meningkatkan kapasitas lintas sehingga lebih banyak perjalanan KA yang beroperasi.

Selain itu, KAI juga akan melakukan pengembangan pada fasilitas perawatan sarana dan prasarana, serta pengembangan stasiun muat dan bongkar. Melalui sarana dan prasarana yang andal maka, volume angkutan batu bara dapat ditingkatkan.

Adapun pengadaan sarana KA BIAS, ditujukan sebagai dukungan KAI terhadap rencana pemerintah dalam Proyek Strategis Nasional pada pengembangan transportasi berbasis rel dari dan menuju Bandara. KAI akan mengadakan sebanyak 4 trainset yang mana 1 trainset-nya terdiri atas 4 unit kereta.

Melalui adanya KA BIAS, KAI memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam melakukan perjalanan dari dan menuju Bandara Internasional Adi Soemarmo.

Baca Juga: Cara Dapat Uang dari Investasi, Sandiaga Uno: Jangan Beli Saham Gorengan!

KA BIAS menghubungkan stasiun Bandara Internasional Adi Soemarmo, Kadipiro, Solo Balapan, Purwosari, Klaten, Maguwo, Yogyakarta, Wates, dan Kedundang.

Tersedianya layanan transportasi Kereta Api terintegrasi dengan bandara yang dapat diandalkan, akan semakin memudahkan masyarakat untuk bepergian dengan mudah dan nyaman tanpa perlu melalui kemacetan di jalan raya.

Kinerja keuangan dan profitabilitas tahun 2017-2019, menunjukkan peningkatan yang stabil. Pada tahun 2020, terdapat penurunan kinerja yang diakibatkan oleh dampak pandemi.

Di tahun 2021, KAI berhasil melakukan recovery, sehingga mampu menurunkan net loss secara signifikan walaupun masih dalam situasi pandemi.

Di tahun 2021, KAI juga mampu meningkatkan kinerjanya, sehingga membukukan arus kas operasi operasi positif Rp723 miliar.

Pada Q1-2022, kinerja KAI baik angkutan penumpang ataupun angkutan barang meningkat dibanding Q1-2021.

Volume penumpang pada Q1-2022, yaitu 51,7 juta penumpang, naik 33,7% dibanding Q1-2021 yaitu 38,6 juta penumpang.

Sementara itu, volume angkutan barang pada Q1-2022 yaitu 12,5 juta ton, naik 15% dibanding Q1-2021, yaitu 10,9 juta ton.

Kenaikan volume pada angkutan penumpang dan barang pada Q1-2022 dibanding Q1-2021, berkontribusi pada kenaikan kinerja profitabilitas dan arus kas operasi.

Baca Juga: Cara Dapat Uang dari Koinworks, Coba Investasi Peer-to-Peer Lending

Profitabilitas naik 110,7% pada Q1-2022 dibandingkan dengan Q1-2021, sedangkan pada periode yang sama arus kas operasi membaik sebesar 73,6%.

Didiek menjelaskan, penawaran umum kali ini akan digunakan sebaik mungkin dalam rangka peningkatan angkutan kereta api, terutama angkutan barang dan angkutan penumpang.

“Hal ini, adalah wujud dari komitmen kami dalam mencapai pertumbuhan berkelanjutan, sehingga kereta api dapat menjadi tulang punggung transportasi massal yang dapat diandalkan baik untuk angkutan penumpang maupun barang bagi seluruh masyarakat Indonesia,” tutup Didiek. (*)

Editor : Presi

Baca Lainnya