Waspada Jebakan Healing, Pahami Manfaat Self-Love untuk Jaga Kesehatan Mental

Selasa, 05 April 2022 | 22:00
Dok. Allianz

Ilustrasi stres dan kebutuhan untuk healing.

CERDASBELANJA.ID – Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kesehatan mental mencakup kesejahteraan emosional, psikologis, dan sosial manusia yang dapat membantu manusia untuk berpikir, merasa, dan bertindak dengan tepat.

Sederhananya, kesehatan mental yang baik adalah ketika batin manusia dalam keadaan normal, tenteram, dan tenang.

Namun, kondisi pandemi Covid-19 membawa tantangan baru bagi kesejahteraan mental yang mana setiap orang perlu beradaptasi dengan virus yang membatasi kehidupan sehari-hari.

Mulai dari risiko tertular penyakit, perubahan interaksi sosial menjadi daring, sampai batasan-batasan lain yang turut memengaruhi pekerjaan dan status ekonomi seseorang.

Di sisi lain, Survei Badan Pusat Statistik (BPS) terkait dengan kondisi kesehatan mental selama PPKM Darurat menunjukkan, sebanyak 24,7% kelompok usia 17 hingga 30 tahun mudah marah, 16% takut berlebihan, dan 24,7% sering merasa cemas.

Sementara itu, sebanyak 15,8% kelompok usia 31–45 tahun mudah marah, 8,6% takut berlebihan, dan 15,4% sering merasa cemas.

Lalu, di kelompok usia 46–60 tahun menunjukkan sebanyak 9,8% mudah marah, 6,1% takut berlebihan, dan 12,7% sering merasa cemas.

Di kelompok usia terakhir, yaitu di atas 60 tahun menghasilkan sebanyak 10,4% mudah marah, 7,7% takut berlebihan, dan 13,2% sering merasa cemas.

Walaupun kesehatan mental masih sering dianggap remeh bagi sebagian orang Indonesia, survei di atas membuktikan adanya urgensi dalam memahami dan menghadapi tekanan di masa pandemi, demi menjaga kesehatan mental.

Baca Juga: Cara Jitu agar Self-Healing Nyaman, Lengkapi dengan Asuransi Perjalanan

Salah satu hal yang dapat membantu seseorang memelihara kesehatan mental, adalah dengan mencintai diri sendiri, atau dikenal dengan istilah self-love.

Self-love juga merupakan bagian dari penyembuhan, atau sering dikenal dengan istilah healing, atas trauma dan emosi negatif di masa lalu.

“Mencintai diri sendiri atau self-love, adalah perjalanan seumur hidup yang mampu membuat seseorang selalu merasa berharga dalam menghadapi keadaan dan kesulitan seperti apa pun bentuknya. Self-love juga dapat menjadi kekuatan, untuk mengatasi masalah dengan solusi terbaik,” ujar Tara de Thouars, Psikolog Klinis kepada Allianz Indonesia, dikutip Selasa (5/4)

Selain itu, self-love juga memberikan berbagai manfaat lainnya. Di antaranya seperti tidak mudah stres, mampu bertanggung jawab terhadap semua hal yang telah dilakukan, terhindar dari penyakit, memiliki kepercayaan diri lebih besar, sehingga mampu mengeluarkan potensi diri yang dimiliki, serta meningkatkan motivasi untuk diri sendiri dan orang lain.

Meski demikian, memang pada dasarnya mencintai diri sendiri cenderung sulit dilakukan.

Apabila dilakukan secara berlebihan, juga dapat membuat seseorang terjebak dalam sikap egois yang berarti lebih mengedepankan kepentingan diri sendiri di atas orang lain tanpa terkecuali.

“Melalui penerapan self-love, maka seseorang mampu menimbang sisi negatif dan positif secara seimbang dari berbagai hal yang dialami. Hal ini, akan memberikan seseorang keseimbangan antara sikap egois dan sikap memprioritaskan orang lain,” tambah Tara.

Kemudian, agar dapat menerapkan self-love secara seimbang, terdapat beberapa tips yang perlu terus dilatih.

Di antaranya seperti melihat dan memahami segala sesuatu yang telah dimiliki, memperhatikan kelebihan dan kekurangan diri, menyesuaikan antara keinginan dan realita, mensyukuri apa yang telah dimiliki.

Baca Juga: Rekomendasi Wangi Aromatherapy SYB yang Bisa Redakan Stress, Cara Cerdas Healing Budget Minim

Kemudian, meluangkan waktu untuk kegiatan yang disukai secara rutin, mengapresiasi diri sendiri atas pencapaian yang telah diraih, berupaya untuk selalu berpikir positif, menghindari pertemanan dan lingkungan toxic, serta menjaga kesehatan dengan tidak mengonsumsi makanan yang tidak sehat.

Menyadari pentingnya menjaga kesehatan mental karyawan di tengah pandemi Covid-19, Allianz Indonesia telah menjalankan kegiatan Employee Assistance Program (EAP) sejak tahun 2020.

Hal ini, dilakukan sebagai bentuk dukungan nyata bagi karyawan. Melalui program ini, Allianz menyediakan layanan konsultasi pribadi dengan psikolog profesional.

Melalui hal ini, karyawan dapat berkonsultasi dan mendapatkan bantuan mengenai permasalahan yang sedang dihadapi, baik terkait lingkungan kantor maupun kehidupan pribadi.

Head of AllianzU & Employer Branding Allianz Indonesia Andrew Fatah Erlangga menjelaskan, karyawan merupakan aset yang sangat penting bagi perusahaan.

Dengan demikian, Allianz Indonesia terus berupaya memberikan fasilitas dan dukungan untuk menjamin kesejahteraan karyawan, termasuk lewat layanan konsultasi psikolog.

“Berbagai hal telah kami lakukan, demi mendukung kesehatan mental dan well-being dari karyawan. Salah satunya, menyelenggarakan program “Friyay” di setiap Jumat sore yang menghadirkan berbagai aktivitas baru di luar pekerjaan, seperti kegiatan melukis, merajut, sampai kegiatan berolahraga bersama,” ujar Andrew.

Tidak terbatas pada karyawan, kepedulian Allianz terhadap kesehatan mental pun terwujud dalam perlindungan kepada nasabah, melalui produk asuransi kesehatan tambahan Hospital & Surgical Care Premier Plus dengan beragam manfaat tambahan.

Di antaranya seperti rawat inap dengan pilihan plan pertanggungan mulai dari Indonesia hingga di luar negeri, metode pembayaran biaya perawatan Rumah Sakit dengan fitur cashless di jaringan rekanan Allianz, serta manfaat rawat jalan dengan berbagai fitur baru bagi nasabah.

Baca Juga: 4 Rekomendasi Wisata di Likupang yang Pas untuk Self Healing Ala Tiket.com, Ada Diskon 50% untuk Semua Produk

Misalnya seperti konsultasi terapi kesehatan mental, pengobatan tradisional, kiropraktik, osteopati, vaksinasi, pemeriksaan fisik rutin (medical check-up), konsultasi ahli gizi, perawatan gigi, serta manfaat kehamilan, persalinan, dan nifas dengan ketentuan masa tunggu hanya 30 hari saja apabila nasabah tidak dalam keadaan hamil saat polis mulai berlaku.

Fitur-fitur tersebut, memberi nasabah kebebasan untuk memilih plan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan risiko kesehatan yang mungkin terjadi. (*)

Tag

Editor : Yunus