CERDASBELANJA.ID – Tahun ini, pembatasan perjalanan pada masa pandemi masih membuat banyak keluarga tidak dapat merayakan Tahun Baru Imlek bersama.
Namun, masih ada cara untuk tetap terhubung melalui metode virtual. Misalnya, tradisi memberi angpao dalam bentuk digital.
Tidak hanya domestik, kini juga sudah ada banyak layanan transfer uang ke luar negeri yang bisa kita manfaatkan, salah satunya adalah Wise.
Wise adalah perusahaan teknologi internasional yang membangun cara terbaik untuk memindahkan uang ke seluruh dunia.
Melalui layanan transfer uang internasional Wise, kita dapat menjadwalkan transfer angpao ke luar negeri sesuai dengan waktu yang diinginkan.
Sebelum mulai transfer, catat dulu beberapa cara hemat kirim uang ke luar negeri ala Wise.
- Pertama, perhatikan biaya transfer uang ke luar negeri yang dikenakan sebagian bank maupun layanan lainnya.
- Kedua, bandingkan nilai tukar bank dengan nilai pasar yang sebenarnya di Google, untuk melihat apakah ada biaya tersembunyi.
- Ketiga, pilih untuk membayar dalam mata uang negara tujuan.
Baca Juga: Cara Kirim Uang Pakai Moneymoji Jenius BPTN, Lebih Seru Pakai Animasi
Kebanyakan orang akan berbelanja barang baru secara online sebelum Tahun Baru Imlek. Jadi, pastikan untuk membayar dalam mata uang negara tempat di mana kita membeli barang, untuk menghindari biaya konversi tambahan.
Wise dapat membantu kita menerima, atau transfer uang dengan cepat dan murah ke lebih dari 80 negara dengan nilai tukar tengah yang transparan.
Selain itu, saat ini Wise juga mengadakan promo Tahun Baru Imlek untuk 1.000 pelanggan baru pertama yang beruntung, ketika mengirim uang setara £888 (Rp17 juta) dalam mata uang apa pun secara gratis.
Country Manager Wise Indonesia, Elian Ciptono mengatakan, penting bagi masyarakat untuk memiliki akses layanan transfer uang ke luar negeri yang cepat, murah, dan mudah digunakan.
Terutama, ketika ingin transfer uang ke keluarga dalam rangka Tahun Baru Imlek. Ketika melakukan transfer uang ke luar negeri, sebagian besar orang cenderung membayar lebih mahal dari yang mereka sadari.
“Pasalnya, layanan tradisional cenderung menambahkan biaya tersembunyi pada nilai tukar yang mereka gunakan, sehingga sulit bagi pengguna untuk mengetahui biaya lain yang dibebankan,” tutup Elian. (*)