CERDASBELANJA.ID - Ketika mendengar kata “trading” apa yang ada dalam benak Anda? Mulai trading saham, forex, hingga bitcoin.
Penuh risiko atau peluang untung besar? Keduanya tidak ada yang salah, hanya saja tergantung bagaimana persepektif kita saat melihatnya.
Pastinya setiap orang memiliki pandangan yang berbeda akan hal ini, sehingga buat yang coba-coba trading, perlu tahu juga faktor kunci keberhasilannya.
Makanya, perbedaan pandangan yang mendasari psikologi trading tadi jadi sangat penting ketika menjalankan trading,termasuk trading saham.
Perencana keuangan Finansialku, Rizqi Syam, CFP®, mengatakan ada tiga poin utama saat trading, yakni kemampuan analisis, money management, dan psikologi trading.
“Kemampuan analisis mungkin akan membantu sebesar 10%, money management 40%, dan psikologi trading 50%.”, ujar Rizqi.
Dia menjelaskan mengapa psikologi trading memiliki persentase terbesar disebabkan oleh perbedaan latar belakang dan tujuan keuangan masing – masing trader.
“Karena, setiap individu memiliki latar belakang yang berbeda dan tujuan keuangan yang berbeda. Jika kita terjatuh dan terluka, besar kemungkinan kita dapat melihat proses healing yang terjadi sampai luka menutup dan hilang rasa sakit itu.
Baca Juga: 3 Kebiasaan Finansial Ini Bikin Pernikahan Aman dari Masalah Keuangan
“Akan tetapi jika ada luka dalam psikologi kita, luka tersebut tidak terlihat dan kita tidak tahu apakah kita sudah sembuh dan berdamai dengan kondisi saat ini atau belum,” tambah Rizqi.
Contoh kasus di mana seorang trader tebawa emosi yang paling sering terjadi adalah overposition dan tidak mau melakukan cut loss.
Overposition dapat menyebabkan loss atau kerugian besar, sedangkan cut loss bisa memberikan unlimited loss.
Lalu bagaimana cara mengatur psikologi trading?
Untuk mengendalikan psikologi trading, kita harus mengetahui profil risiko diri kita sendiri.
Ada sebuah rumus yang dapat digunakan untuk mengetahui profil risiko kita seperti apa:
Risk Required + Risk Tolerance + Risk Capacity = Risk Profile
Dari sana akan ketahuan jenis profil risiko apa yang kita miliki. Profil risiko sendiri terbagi menjadi tiga, yaitu konservatif, moderat, dan agresif.
Setelah mengetahui profil risiko, trader juga bisa mengelola emosi saat trading dengan membuat position sizing.
Position sizing adalah menentukan porsi trading, termasuk trading saham, dalam hal memanajemen risiko dan peluang yang bisa dicapai.
Baca Juga: Bersama FinanSiap, Gopay Dorong Anak Muda Canggih Kelola Keuangan
Porsi yang ditentukan meliputi jumlah lot, pilihan pasangan mata uang, besaran modal dalam sekali transaksi.
Juga batas kerugian yang dapat ditolerir beserta perbandingannya terhadap profit yang bisa dicapai.
Terakhir, Rizqi mengatakan kalau kita mengedepankan emosi itu bukan trading melainkan spekulasi semata.
Jadi buat yang masih coba-coba trading saham misalnya, ada baiknya memahami faktor keberhasilannya tadi ya. (*)
Mutiara Ramadhanti/Finansialku