CERDASBELANJA.ID – Pada masa pandemi ini, banyak pebisnis pemula yang mencoba peluang baru dengan membuka bisnis.
Meski demikian, dalam membuka bisnis tentunya akan selalu ada risiko pasang surut bisnis. Untuk itu, strategi merancang manajemen risiko untuk meminimalkan kegagalan dalam berbisnis, harus dilakukan dengan baik.
Head of Strategic Merchant Acquisition Shopeepay, Eka Nilam Dari mengungkapkan, pihaknya memahami bahwa tak sedikit pelaku bisnis yang mengalami kegagalan, terutama di masa-masa awal mereka merintis bisnisnya.
Baca Juga: Bukan Halu, Cuma Jualan Camilan 4 Orang Ini Terkaya di Indonesia
“Meskipun kegagalan bisnis tak terelakkan, kami ingin mendorong para pebisnis pemula untuk mencoba meminimalkan kegagalan tersebut dengan, mengkaji kembali kesalahan umum dalam berbisnis dan merancang strategi untuk mengantisipasinya,” ujar Nilam dalam diskusi virtual, Kamis (16/9).
Di dalam menjalankan bisnis, usaha untuk mencapai kesuksesan berbisnis memang bukanlah hal yang mudah. Jam terbang dalam menjalani bisnis, terkadang juga tidak dapat menjadi sebuah jaminan kesuksesan.
Belajar dari kesalahan para pebisnis lainnya, adalah salah satu upaya efektif yang dapat dilakukan para pebisnis pemula, agar mereka tidak mengulangi kesalahan yang sama dalam bisnis mereka. Berikut, adalah beberapa kesalahan umum dalam berbisnis yang dapat dihindari oleh para pebisnis pemula.
1. Ingin Meraih Kesuksesan Secara Instan
Kesalahan pebisnis pemula yang pertama, adalah ingin sukses secara instan. Tidak ada kesuksesan yang dapat terjadi dalam waktu satu malam. Membangun kesuksesan bisnis, membutuhkan waktu yang panjang dan juga proses yang berliku.
Banyak pebisnis yang ingin meraih kesuksesan secara instan, dengan mencoba menempuh berbagai jalan pintas, sehingga tak jarang jika mereka akhirnya menjadi tidak fokus lagi pada tujuan awal mereka membangun bisnis.
CMO PT Harapan Bangsa Kita dan Co-Founder Sang Pisang & Ternakopi Ansari Kadir menuturkan, di masa-masa awal berbisnis ia mengaku ingin cepat meraih keuntungan dengan mendirikan beberapa bisnis sekaligus. Akibatnya, ia pun tidak berfokus pada satu bisnis sehingga tidak ada yang berhasil.
Baca Juga: Catat, Ini 5 Cara Mengatur Keuangan Bisnis agar Usaha Tidak Bangkrut
“Pengalaman tersebut akhirnya mengajarkan saya, mengenai pentingnya fokus untuk mengembangkan sebuah bisnis terlebih dahulu, serta tidak terburu-buru melakukan ekspansi atau membuat bisnis baru,” ungkap Ari.
Ari melanjutkan, fokus dan menjadi hebat itu bukan datang dari orang lain, tetapi dari diri sendiri. Jadi kata Ari, penting untuk selalu menghargai setiap proses, tetap fokus, konsisten dalam menjalankan komitmen, serta melakukan eksekusi dengan baik.
“Niscaya, kita dapat membangun fondasi bisnis yang lebih kuat dan dapat bertahan dalam jangka waktu yang panjang. Prinsip inilah yang selalu saya pegang teguh, mulai dari saya mulai mendirikan Sang Pisang hingga melebarkan berbagai bisnis lainnya yang ada di bawah naungan PT Harapan Bangsa Kita,” tuturnya.
2. Ikut-Ikutan Tren Semata
Kesalahan pebisnis pemula yang kedua, adalah hanya mengikuti tren yang sedang booming. Tren memang menarik perhatian pasar, tetapi keberadaan sebuah tren biasanya hanya bertahan sesaat karena perubahannya yang sangat dinamis.
Membangun bisnis yang hanya sekadar mengikuti tren terkini, umumnya sulit berkembang bahkan dapat gulung tikar saat tren tersebut sudah meredup.
Founder dan Owner Panama Sandals Anton Hermawan Sugondo menambahkan, bisnis kentang goreng Belgia yang ia dirikan sebelum membangun Panama Sandals, menjadi sebuah contoh nyata bahwa bisnis karena tren semata sulit untuk berkembang.
Baca Juga: Peluang Baru, AirAsia Jajaki Bisnis Taksi Online Saingi Grab dan Gojek
Berangkat dari kisah tersebut, Anton belajar bahwa mendirikan bisnis memerlukan riset pasar yang matang sebagai landasan untuk lebih mengenal target pasar yang ingin disasar. Riset juga bisa memberikan solusi yang dapat menjawab kebutuhan pasar.
“Daripada menjadikan tren sebagai dasar utama dalam berbisnis, pebisnis dapat menggunakan tren yang ada untuk melakukan inovasi sesuai dengan perkembangan zaman,” katanya.
Di Panama Sandals sendiri, Anton berusaha memaksimalkan tren pemanfaatan digital dalam kehidupan sehari-hari terutama di tengah pandemi, dengan menyediakan pembayaran digital seperti Shopeepay.
3. Kurang Kesiapan Menghadapi Risiko Bisnis
Kesalahan pebisnis pemula yang ketiga, adalah kurangnya kesiapan dalam menghadapi risiko bisnis. Terlepas dari semua persiapan yang matang dalam membangun bisnis, seorang pebisnis tidak akan dapat terhindar dari risiko berbisnis.
Berani memulai bisnis, berarti harus siap mengantisipasi dan menghadapi berbagai risiko bisnis yang siap menerjang dengan strategi manajemen risiko. Namun faktanya, banyak pebisnis yang terkadang hanya memandang manajemen risiko sebelah mata.
“Salah satu faktor utama yang membuat beberapa bisnis saya sebelumnya gagal, adalah kurangnya persiapan strategi manajemen risiko. Saya hanya berpikir bahwa saat mulai bisnis pasti bisa sukses, padahal ada risiko kegagalan yang tidak bisa saya hindari,” ujar CEO & Co-Founder Ternak Uang Raymond Chin.
Baca Juga: Jajaki Bisnis Online Saat Pandemi, Penjualan Krakakoa Meningkat 1.000%
Untuk itu, para pebisnis pemula harus menyiapkan strategi menghadapi risiko bisnis yang ada di depan mereka. Caranya, adalah dengan menyiapkan perencanaan bisnis. Para pebisnis, bisa membuat perencanaan bisnis yang sederhana tapi solid dengan fokus pada tiga hal utama, yaitu produk, pemasaran, dan operasional.
Selain itu, kata Raymond, pebisnis pemula juga perlu fokus menentukan unique selling points dari produk atau jasa bisnis, tentukan saluran pemasaran yang tepat, serta buat strategi mulai dari cara menjaga operasional bisnis hingga menghadapi kegagalan bisnis.
“Perencanaan bisnis inilah yang juga menjadi dasar yang saya terapkan, dalam mengembangkan Ternak Uang bersama dua rekan saya lainnya,” tutup Raymond. (*)