CERDASBELANJA.ID – Berbelanja produk lokal kecantikan kini semakin dipermudah dengan kehadiran platform digital terutama di tengah pandemi Covid-19.
VP of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak mengatakan, kecantikan menjadi salah satu kategori dengan peningkatan transaksi paling pesat selama kuartal II/2021 di Tokopedia.
“Serum wajah, krim malam dan toner lokal menjadi produk paling diburu pada kategori tersebut,” ujar Nuraini dikutip dalam keterangannya, Senin (13/9).
Baca Juga: Rayakan Hari Olahraga, Catat 5 Cara Zumba untuk Pemula ala Tokopedia
Platform digital juga telah menjadi panggung bagi para pegiat UMKM lokal di industri kecantikan untuk terus mempertahankan bisnis di situasi penuh tantangan seperti ini.
“Riset LPEM FEB UI 2020 membuktikan bahwa jumlah perempuan pegiat UMKM yang memulai bisnis dari nol lewat Tokopedia selama pandemi hampir 1,5x lipat lebih tinggi dibandingkan jumlah laki-laki,” jelas Nuraini.
Perempuan pegiat UMKM lokal dari industri kecantikan yang memulai bisnisnya lewat Tokopedia di tengah pandemi, adalah pemilik Gentle Hour, Jeldine Madjukie, Joyce Arta dan Revata Pingkan.
Joyce mengatakan, setelah mengikuti kampanye Tokopedia Beauty Dealight, produk Gentle Hour bisa menjangkau pelanggan lebih jauh, bahkan hingga ke Papua.
Beauty Influencer Affi Assegaf juga mengapresiasi kampanye ini. Menurutnya, Tokopedia sudah memberikan panggung luas untuk para pegiat UMKM lokal kecantikan.
“Rasa bangga buatan Indonesia memang sudah seharusnya kita pupuk bersama demi membantu pemulihan ekonomi nasional,” kata Affi.
Baca Juga: Lee Ji Ah, Pemain The Penthouse 3 Pakai Dress Seharga Rp250 Juta Saat ke Surga
Tokopedia juga terus mendukung perempuan pegiat UMKM lokal di berbagai industri lain, termasuk makanan dan minuman.
Contohnya, Prima Hayuningputri dan Anika Miranti, pemilik Mad Bagel. Sejak mengikuti kampanye Tokopedia Nyam, penjualan Mad Bagel meningkat hampir 4x lipat.
Selain itu, Tokopedia mendukung gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia dan membantu mengadopsi berbagai kegiatan offline yang terdampak pandemi ke dalam kegiatan online.
Beberapa kegiatan yang berhasil diadopsi adalah Market & Museum at Home, OH! Beauty Festival, Semasa di Tokopedia dan masih banyak lagi.
“Pandemi mendorong digitalisasi dan teknologi bukan lagi sekadar nilai tambah, tetapi telah berkembang pesat menjadi sebuah kebutuhan,” tutup Nuraini. (*)