CERDASBELANJA.ID – Beberapa waktu lalu, ungkapan middle income trap sempat ramai dibahas.
Mungkin di antara kita masih ada yang kurang paham soal apa itu middle income trap?
Middle income trap adalah kondisi suatu negara yang tak dapat membawa perubahan dari pendapatan dari kelas menengah-bawah ke kelas menengah-atas.
Baca Juga: 5 Pertanyaan Penting Ketika Diskusi Keuangan Bersama Pasangan
Akibatnya, negara tak bisa melakukan pemerataan kekayaan yang lebih baik pada masyarakatnya.
Meski Indonesia mendapat bonus demografi, namun tetap harus di waspadai terkena middle incoma trap.
Sebab, bukan berarti 70 persen masyarakat yang termasuk dalam angkatan kerja, tidak dapat terhindar dari middle income trap. Kok bisa?
Ketika 70 persen masyarakat Indonesia tidak membuat negara tidak bisa melakukan pemerataan kekayaan, maka middle income trap dapat terjadi.
Hal ini bisa diantisipasi jika masyarakat yang jadi angkatan kerja bisa mengelola dalam lingkup diri sendiri.
Misalnya, ketika kita ingin mengetahui apakah kita amu termasuk middle income trap atau tidak, dapat dilihat ketika pola hidup hanya dari bulan ke bulan saja.
Baca Juga: Cara Kelola Keuangan Sebelum Beli Properti, Latihan Cicil DP Perlu
Ketika mendapat gaji, kita gunakan untuk membayar tagihan, operasional, dan habis begitu saja sehingga tidak ada kesempatan mencapai financial freedom.
Lalu, bagaimana caranya agar terhindar dari middle income trap?
Lakukanlah perencanaan sedini mungkin, misalnya melakukan 5 cara mengantisipasinya menurut perencanaan keuangan Finansialku, Shierly, CFP:
1. Pastikan keuangan aman, dengan menjaga cashflow tetap positif, memiliki dana darurat, dan memperhatikan rasio utang.
2. Miliki proteksi atau perlindungan yang bisa mencegah dari berbagai risiko yang mungkin terjadi.
3. Miliki dan lakukan investasi sesuai dengan instrumen yang cocok dengan tujuan keuangan kamu.
Baca Juga: Cara Atur Keuangan dan Investasi ala Generasi Milenial di Masa Pandemi
4. Selalu memerhatikan pajak dalam segala sesuatu yang berkaitan dengan distribusi kekayaan.
5. Setelah itu, kamu juga bisa melakukan konsultasi mengenai tujuan keuangan kamu kepada perencanaan keuangan agar dapat mencapai tujuan keuangan kamu. (*)
Meike Isa Alma Sitompul/FINANSIALKU