Kandura Studio Raup Omzet Hingga Ratusan Juta dari Alat Makan Keramik

Rabu, 14 April 2021 | 09:12
DOK. KANDURA STUDIO

Kandura Studio raup omzet jutaan rupiah.

CERDASBELANJA.ID - Sering kali sesuatu yang unik selalu menarik perhatian banyak orang, sehingga pemilik dengan senang hati memamerkannya di media sosial.

Hal itu disadari betul Tisa Granicia, Bathsebha Satya, Allangghya, Fauzy Prasetya Kamal, dan Nuri Fatima.

Mereka berhimpun memproduksi peralatan makan keramik berdesain unik di bawah bendera Kandura Studio.

Baca Juga: Mulai Hobi Sampai Jadi Cuan, Ini Perjalanan Usaha Ciprut Craft

Ujungnya, Kandura Studio berhasil raup omzet hingga ratusan juta rupiah dari bisnis alat makan keramik tadi.

Memang pandemi Covid-19 sempat memberi pengaruh pada bisnis mereka. Namun mereka tak gentar dan tetap semangat menjalankan roda bisnisnya.

“Sebenarnya omzet kami menurun sampai 70 persen, karena sebelum pandemi ini banyak yang B2B (bekerja sama, red.) gitu,” ungkap Tisa.

Beruntung pandemi mulai berangsur pulih, sekarang mulai banyak lagi yang pesan satuan dan sangat membantu Kandura Studio.

Tisa mengaku, banyak pembeli yang menyukai karya mereka, karena peralatan makan yang mereka produksi didesain dengan gaya kontemporer dan unik.

Limbah Pabrik

Tisa cerita, Kandura Studio sendiri sudah berdiri sejak tahun 2005.

Baca Juga: Dukung UMKM Lokal, Tokopedia Hadirkan Inisiatif Baru Hyperlokal

Saat itu, Tisa dan Fauzi baru lulus dari Fakultas Seni Rupa Intitut Teknologi Bandung. Keduanya pun beride membuat sebuah studio seni rupa.

“Kalau sendiri kan modalnya lumayan untuk beli peralatan. Jadi kami patungan untuk bikin studio gitu, total biayanya Rp15 juta,” kata Tisa.

Biaya itu menurut Tisa habis untuk beli peralatan.

“Produk pertama kami itu gelas yang ada tempat sedotannya,” ujar Tisa.

Gelas itu kemudian dijual Tisa di Pasar Seni ITB, rupanya banyak orang yang suka dengan produk mereka.

Dari situlah, Tisa mulai berjualan gelas dan peralatan makan hasil dengan mempromosikannya dari mulut ke mulut.

“Kami mengandalkan desain kontemporer yang bisa dipakai, dan Instagramable juga,” lanjut Tisa.

Baca Juga: Terdampak Pandemi, Bisnis Mad Bagel Tumbuh 270% dalam 6 Bulan

Sementara untuk bahan, setelah jalan beberapa tahun, Kandura mulai peduli dengan lingkungan.

Tisa bilang, “Karena kami sadar, produksi keramik juga membutuhkan tanah liat. Kalau tanah liat suatu saat habis, bagaimana?”

Untuk itu, Tisa dan teman-temannya mengganti bahan utama pembuatan keramik dengan tanah liat sisa pabrik.

Dengan cara ini, produk yang dibuat pun jadi bisa ramah lingkungan.

Pameran Luar Negeri

Banyak cara yang dilakukan Kandura Studio untuk mempromosikan produknya, salah satunya melalui pameran.

Bahkan mereka pernah menjajal pameran berskala internasional, di antaranya Designboom Mart Valencia 2010, Art Stage 2012, London Design Festival 2012, dan Pameran Ambiente di Jerman 2019 lalu.

“Karena sudah ke luar negeri, dari situ produk kita dikenal banyak orang asing. Kita juga sudah ekspor, meskipun bukan skala besar ya. Kami terjauh sudah (ekspor) sampai ke Amerika dan Spanyol,” kata Tisa.

Baca Juga: Punya Brand Madame Gie, Ini Koleksi Kosmetik Bisnis Gisella Anastasia

Sayangnya, pandemi juga mengurangi aktivitas pameran. Kandura Studio pun memilih memaksimalkan media sosial.

Kini, meski tak sebesar sebelum pandemi, omzet mereka cukup baik, antara Rp50 juta-Rp200 juta.

“Kalau kisaran harga barang itu mulai ratusan ribu sampai Rp2,5 juta. Kalau custom bisa, tapi kita enggak nerima custom shape. Jadi cuma warna saja, dan itu minimal pemesanan empat lusin,” jelas Tisa

Tisa menyebut pemasaran produk Kandura Studio mengandalkan marketplace dan Instagram. (*)

Artikel ini pernah dimuat di Tabloid NOVA Edisi 1725

Editor : Yunus

Sumber : Tabloid Nova

Baca Lainnya