Ini 5 Model Jualan di E-commerce, Cocok Dicoba Jelang Ramadan

Jumat, 09 April 2021 | 20:00
Natnan Srisuwan/Istockphoto

Ini 5 Model Berjualan di E-commerce, Cocok Dicoba Jelang Ramadan

CERDASBELANJA.ID – Menjelang bulan Ramadan, penjualan barang melalui e-commerce cenderung meningkat.

Bank Indonesia (BI) juga mencatatkan adanya peningkatan transaksi online. Secara umum, terdapat peningkatan sebanyak 29,86% secara year-on-year (yoy) sepanjang 2020.

Pergeseran preferensi belanja produk halal selama masa pandemi Covid-19, terindikasi dari kenaikan nominal transaksi produk halal melalui e-commerce.

Baca Juga: Cara Hubungkan WhatsApp ke Instagram Bisnis, Jualan Pasti Makin Laris!

Selama periode Mei - Desember 2020, secara kumulatif transaksinya tumbuh 49,52% dibanding periode yang sama tahun 2019

Lonjakan transaksi terjadi pada Mei 2020, bertepatan dengan puasa Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 1441H.

Di tengah pembatasan arus mudik dan pengurangan hari libur sepanjang Hari Raya Idul Fitri, transaksi produk halal melalui e-commerce marketplace pada Mei 2020 masih tumbuh 7,25% (yoy).

Melihat potensi penjualan online di e-commerce, kita bisa memanfaatkannya dengan mulai mencoba berjualan produk di e-commerce.

Ada beberapa model bisnis berjualan online yang bisa kita coba. Jangan khawatir, kebanyakan model bisnis ini cocok untuk penjual dengan modal minim.

Berikut adalah 5 model berjualan di e-commerce yang bisa dicoba menjelang Ramadan.

Baca Juga: Dirintis Sejak Lama, Choky Sitohang Berbagi Rahasia Bisnisnya

1. Reseller

Model berjualan di e-commerce yang pertama adalah reseller, reseller ini mengadopsi model bisnis to business (B2B) dalam praktiknya,

Jika diartikan secara harfiah, reseller artinya menjual kembali. Jadi dapat diartikan, reseller adalah online shop yang menjual kembali barang yang dibeli dari produsen. Biasanya, harga produk yang dijual reseller ini sedikit dinaikkan dari harga beli di produsen.

Nah, selisih harga jual inilah yang akan menjadi sumber keuntungan reseller. Umumnya, reseller membeli barang dari pedagang besar, distributor resmi, atau supplier grosir agar mendapatkan harga yang lebih murah.

2. Dropship

Model berjualan di e-commerce yang kedua, adalah model dropship. Sebenarnya, metode dropship ini punya sedikit persamaan dengan reseller.

Perbedaannya, dropshippper tidak perlu mengestok produk yang dijual. Pasalnya, dropshippper berlaku sebagai perantara penjualan dari konsumen kepada produsen.

Untuk itu, metode dropshipping ini sangat cocok dicoba oleh para pelajar, mahasiswa, atau masyarakat yang punya modal minim saat memulai bisnis. Namun, saat menjadi dropshipper kita perlu meng-update ketersediaan barang yang dijual agar tidak kesulitan.

Baca Juga: Shake A Shake, Bisnis Inul Daratista dengan Harga Bersahabat

3. Jasa Titip (Jastip)

Model berjualan di e-commerce yang ketiga, adalah model bisnis jastip. Hampir mirip dengan reseller, para penyedia jastip biasanya menjual barang dengan sistem pre-order.

Nantinya, pemilik bisnis jastip akan menawarkan titipan pembelian barang tertentu. Bisa saja makanan dari Luar Negeri, barang bermerek, barang diskon dan sebagainya. Biasanya, barang yang dijadikan titipan ini merupakan produk eksklusif dan sulit didapatkan.

Para pembeli di jastip ini akan dikenakan biaya penitipan. Biayanya pun tergantung kebijakan dari penjual. Bisa dimulai dari Rp10 ribu atau lebih, pembeli juga akan dikenakan biaya ongkos kirim atas barangnya. Nah, biaya jastip inilah yang akan menjadi keuntungan penjual.

4. Wholesale

Model berjualan di e-commerce yang keempat, adalah wholesale. Wholesale ini bisa diartikan dengan penjualan barang secara grosir. Nantinya, penjualan ini akan didistribusikan kepada pengecer ritel, pengguna bisnis industri, komersial, institusi, atau profesional.

Melalui metode wholesale, kita bisa menjajakan produk dalam jumlah besar, tetapi dengan harga satuan yang lebih rendah.

Jika tertarik melakukan bisnis wholesale, ada baiknya kita mempertimbangkan adanya Gudang atau tempat penyimpanan barang yang luas.

Baca Juga: Gemar Pakai Daster, Justru Dijadikan Lahan Bisnis Sarwendah, Harganya?

5. First Hand

Model berjualan di e-commerce yang kelima, adalah first hand. Tentunya istilah ini sudah tidak terlalu asing di telinga kita. Apalagi, para pencinta belanja di e-commerce.

Model first hand ini digunakan online shop yang menjual barangnya dengan harga tangan pertama, atau supplier. Biasanya, penjual first hand secara langsung memilih dan mengambil sendiri barang dari supplier.

Barang yang diambil pun tidak sedikit, karena biasanya berjumlah besar. Jadi, barang yang dijual biasanya akan lebih murah. Metode berjualan ini, sangat banyak digemari oleh para pedagang online. (*)

Editor : Yunus

Baca Lainnya