Mulai Hobi Sampai Jadi Cuan, Ini Perjalanan Usaha Ciprut Craft

Selasa, 16 Maret 2021 | 13:00
instagram.com/ciprutcraft/

Mulai dari Hobi Sampai Jadi Cuan, Simak Perjalanan Usaha Ciprut Craft

CERDASBELANJA.ID – Mengerjakan hobi memang selalu menyenangkan, apalagi jika hobi yang dijalani bisa menghasilkan uang.

Tidak sedikit orang yang bekerja di bidang kreatif, memulai kariernya dari hobi yang digeluti sehari-hari.

Tentunya dengan bekerja sekaligus mengerjakan hobi, akan terasa menyenangkan dan membuat kita lebih bersemangat.

Sama halnya dengan salah satu pemilik usaha UMKM boneka karakter asal Lampung ini.

Baca Juga: Jadi Bos Kosan, Citra Kirana Miliki Omzet Bulanan Hingga Ratusan Juta

Mengutip dari Kompas.com, Siti Nuraisyah (Ayis) mulai membangun kariernya di Ciprut Craft yang memproduksi boneka karakter (plushie).

Adapun usaha di bidang jahit-menjahit bermula dari hobi Ayis sendiri. Siapa sangka, hobinya tersebut kini bisa menjadi sumber penghidupannya.

Ayis mengungkapkan, usaha UMKM Ciprut Craft ini dirintis bersama dengan suaminya, Mohamad Reza.

“Awalnya saya memang suka bikin kerajinan, yang simpel-simpel, seperti sarung tempat tisu dari kain bahan flanel," kata ibu dua putri ini, Jumat (5/3/2021).

Ayis bercerita, sebelumnya ia bekerja sebagai quality control di salah satu perusahan makanan ringan di Bandar Lampung.

Namun, lantaran rutinitas kerja yang menghabiskan waktu seharian penuh, membuat dia kehilangan waktu untuk hobinya dalam menjahit.

"Ya jenuh (bekerja), pergi subuh, pulang magrib. Kadang kalau produksi pabrik lagi tinggi, harus lembur," kata Ayis.

Kemudian, pada suatu waktu di tahun 2011 silam, Ayis pun ditawari untuk membuat kerajinan yang akan digunakan sebagai mahar pernikahan seorang temannya.

Baca Juga: Tanggap Pandemi, Chelsea dan Glenn Alinskie Perluas Bisnis Naturein

Konsep mahar pernikahan yang diusung, berupa boneka sebagai simbol kedua mempelai, serta kreasi uang maharnya.

Ayis menjelaskan, temannya tersebut meminta agar karakter boneka yang dibuat bisa semirip mungkin dengan penampilan asli dari kedua mempelai.

“Kalau bonekanya beli, belum pasti mirip. Jadi ya harus dibuat sendiri,” ujar Ayis.

Setealah mendapat penawaran tersebut, Ayis pun mencoba bereksperimen dengan membuat boneka mempelai menggunakan kain flanel dan dakron untuk isi dalam boneka.

instagram.com/ciprutcraft/
instagram.com/ciprutcraft/

Mulai dari Hobi Sampai Jadi Cuan, Simak Perjalanan Usaha Ciprut Craft

Setelah jadi, hasil kreasi Ayis pun cukup memuaskan. Teman Ayis pun sangat menyukai karyanya dan merasa puas atas kreasi mahar pernikahan tersebut.

Tidak berhenti sampai situ, Ayis bahkan mendapatkan penghasilan yang mencapai hampir setengah gajinya sebulan, hanya dari hasil membuat kreasi boneka ini.

Lambat laun, order pun mulai berdatangan dari mana-mana. Sampai akhirnya, di tahun 2012 Ayis memutuskan untuk berhenti bekerja formal dan membangun usaha crafting dengan lebih serius.

“Modal awal dari tabungan, untuk membeli stok kain flannel, pernak-pernik, dakron, serta mesin jahit listrik yang kecil. (Totalnya) Habis sekitar Rp5 juta mungkin,” papar Ayus.

Baca Juga: Nikita Willy Jadikan Emas Sebagai Investasi, Harganya Bikin Melongo

Seiring berjalannya waktu, Ayis mulai mengembangkan usaha crafting-nya. Pada saat itu, Ayis melihat banyak boneka dijual namun hanya sekadar "boneka".

"Boneka memang banyak yang jual, tapi ya sekadar mainan saja. Saya berpikir, kalau ada ceritanya bakal unik," kata Ayis.

Ide itu pun muncul saat sang suami, yang kala itu masih berstatus pacar, datang membawa sebuah buku dongeng bermodel pop up.

"Bukunya tentang monster yang lucu-lucu. Jika bukunya dibuka, monsternya muncul, apalagi ada jalan ceritanya. Dari situ saya dapat ide untuk plushie karakter," kata Ayis.

Melalui beberapa kali percobaan, akhirnya lahirlah seri boneka monster. Ayis juga membuat cerita untuk menguatkan karakter boneka itu. Seri itu disebut Dmons Family.

"Itu seri keluarga Simon, singkatan dari Si Monster," kata Ayis.

Masing-masing boneka monster dari seri keluarga Simon ini pun memiliki nama. Misalnya, Simon Tuga (Si Monster Huntu/gigi Tiga) yang memiliki karakter dan penampilan bergigi hanya tiga buah.

"Jadi ada nilai-nilai positif juga yang coba saya ceritakan. Misalnya, Simon Tuga itu, ada ceritanya, dia itu malas gosok gigi, makanya giginya tinggal tiga. Di situ saya ingin menyampaikan, kalau malas gosok gigi, nanti bakal seperti Simon Tuga," kata Ayis.

Baca Juga: Siap Berumah Tangga dengan Atta Halilintar, Ini Bisnis Mandiri Aurel

Setelah konsep cerita dan boneka selesai, Ayis mengunggahnya di media sosial Instagram yang dia buat khusus sebagai etalase hasil karyanya, yaitu @ciprutcraft.

Seri keluarga Simon ini pun ternyata menarik perhatian publik, khususnya di kalangan kolektor plushie.

Karakter yang lucu dan ide cerita yang kuat serta orisinil, menjadi daya tarik tersendiri.

"Alhamdulillah, semua sudah diadopsi," kata Ayis.

Selama masa pandemi, pembuatan plushie ini berhenti sementara. Namun karakter Dmons Family tetap dipertahankan.

"Sekarang berbagai karakter tersebut digambar kemudian di print di atas kain. Kain hasil printing ini yang menjadi dasar dari berbagai produk Dmons Family. Di antaranya Totebag, Masker, Tissue Cover," kata Ayis.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bermula dari Hobi Bikin Kerajinan, Ayis Pilih Keluar dari Perusahaan dan Bangun Ciprut Craft". (*)

Editor : Yunus

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya