CERDASBELANJA.ID – Sebagaimana diketahui, layanan transportasi bagi penyandang disabilitas atau difabel di Indonesia masih terbilang kurang diperhatikan.
Untuk menggunakan transportasi umum saja, para difabel masih harus mendapatkan bantuan dari orang lain.
Untuk mengatasi permasalahan ini, seorang penyandang disabilitas daksa bernama Triyono pun mendirikan Difa Bike City Tour & Transport.
Baca Juga: Mulai dari Pekerja, Ini Kisah Tonny Sampai Jadi Pemilik Toko Gitar RMG
Difa Bike, adalah sarana transportasi berbasis ojek yang bertujuan membantu dan mempermudah penyandang difabel untuk bekerja dan berinteraksi sosial.
Menurut Triyono, Difa Bike ini lahir dari permasalahan transportasi tersebut. Triyono memahami bagaimana sulitnya para Difabel bergerak, di transportasi online pun belum ada menu khusus untuk difabel.
“Saya berpikir perlu ada pilihan bagi masyarakat, karena difabel juga masyarakat dan mereka berhak memiliki hak untuk menentukan bagaimana mereka bergerak,” ujar Triyono dikutip dari video di kanal YouTube JITV Pemda DIY, Selasa (16/2).
Ada tiga tujuan utama dari diciptakannya Difa Bike ini. Pertama, menciptakan lapangan pekerjaan bagi para difabel yang dikemas di dalam sistem yang lebih baik.
Kedua, menjadi bagian dari subjek sosial ekonomi masyarakat. Sekaligus, mengubah paradigma masyarakat yang sering kali kurang bisa menganggap kemampuan para difabel.
Ketiga, menghubungkan kebutuhan transportasi dari masyarakat umum dengan difabel, di mana pun dan kapan pun.
Baca Juga: Berawal Chatting, Rosa Farisa Jual Ribuan Potong Baju Setiap Bulan
Melalui Difa Bike, para mitra pengemudi difabel bisa produktif dan nyaman saat bekerja sehari-hari.
Difa Bike memiliki aplikasi tersendiri dan sudah bisa diunduh di Google Play Store. Ada beberapa layanan yang disediakan oleh Difa Bike ini.
Di antaranya adalah City Tour, Transportasi, Kargo, Pindah Kos, sampai Difa Massage (pijat).
Inisiasi Difa Bike ini dimulai pada tahun 2014, dengan modal awal sebesar Rp40 juta. Perinciannya adalah modal untuk 2 unit motor sebesar Rp35 juta, serta biaya modifikasi Rp5 juta.
Model motor dari Difa Bike ini mirip dengan Becak Motor, yaitu terdapat single seat untuk difabel non-wheelchair yang terletak persis di samping motor pengendara Difa Bike.
Bedanya, unit motor yang digunakan telah dimodifikasi sedemikian rupa agar bisa menyesuaikan dengan kondisi driver difabel.
Baca Juga: Kisah Edward, Dirikan Kopi Kenangan Terinspirasi Toko Teh di Boston
Intinya, desain motor ini dibuat sangat fleksibel untuk mempermudah difabel dalam menjemput penumpang.
Sementara itu, untuk difabel dengan kursi roda disediakan kendaraan lain dengan roda tiga. Jadi, ada banyak desain dan modifikasi motor yang tersedia di Difa Bike.
Triyono menyebutkan, saat ini ada 26 mitra driver yang tergabung dalam Difa Bike. Di dalam satu hari, rata-rata para driver bisa mendapatkan penghasilan mulai dari Rp100 ribu sampai Rp300 ribu.
Untuk omzet perbulan, Difa Bike bisa mendapatkan penghasilan mulai dari Rp39 juta sampai Rp78 juta.
Pendapatan bersih tiap driver rata-rata berada di kisaran Rp1,8 juta dan pendapatan bersih founder di kisaran Rp6 juta.
Baca Juga: Masuk Marketplace, Bisnis Dimsum 49 Mulai Diserbu Ribuan Reseller
Triyono berharap, ke depannya Difa Bike bisa terus menambah driver baru sampai 300-400 orang dan memobilisasi lebih banyak difabel di Yogyakarta.
“Kami berharap, Difa Bike mampu bersaing dengan (ojek online) yang sudah berjalan dan harapannya di Jogja ini Difa Bike bisa menjadi pilihan utama. Jadi siapa pun yang datang ke Jogja bisa pakai jasa kami,” tutup Triyono. (*)