Jangan Salah Pilih, Ternyata Ini Investasi yang Tepat di Masa Pandemi

Minggu, 07 Februari 2021 | 09:00
Photo by Micheile Henderson on Unsplash

Pilihan yang tepat dalam berinvestasi di masa pandemi sangat penting.

CERDASBELANJA.ID – Masa pandemi yang disusul dengan menurunnya kondisi ekonomi memang cukup membingungkan bagi banyak orang.

Keuangan serba terbatas, sedangkan di sisi lain investasi kecil-kecilan buat jaga-jaga jika kondisi makin tak menentu juga dibutuhkan.

Itu sebabnya, dibutuhkan cara memilih platform investasi yang tepat agar tak malah bikin buntung.

Baca Juga: Tak Usah Tegang, Ini Cara Belajar Investasi Sambil Nonton Film

Tejasari CFP, Perencana Keuangan dari Tatadana menyebut beberapa investasi yang tepat di masa pandemi.

Artinya, investasi itu bisa dilakukan dengan memperhitungkan kondisi ekonomi yang terjadi saat ini.

Meski begitu, sebelum mulai investasi, kita harus kenali dulu profil risiko kita.

“Apakah kita memiliki profil konservatif, moderat, atau agresif?” kata Tejasari.

Menurut Tejasari, setelah kita mengerti profil risiko diri, barulah kita bisa memilih produk investasi yang tepat.

Tejasari kemudian memberi gambaran terkait profil risiko kita dalam berinvestasi.

Baca Juga: 4 Hal yang Boleh dan Tidak Dilakukan Saat Simpan Dana Darurat

Jadi produk investasi yang aman memiliki target return yang tidak besar, namun risikonya rendah.

“Kalau kita memilih produk investasi yang return-nya besar (menguntungkan), maka risikonya akan tinggi karena nilainya bisa turun,” tukas Tejasari.

Artinya setiap pilihan investasi ada kelebihan dan kekurangannya.

Lantas, bagaimana baiknya berinvestasi di masa pandemi?

Tejasari menyebut, “Kalau dalam kondisi pandemi, (biasanya) kita ingin membeli produk investasi yang stabil, maka pilihlah deposito, obligasi, atau reksa dana pasar uang.”

Selain itu, bisa juga berinvestasi dalam bentuk emas.

Baca Juga: Return Tinggi, Kenali Risiko dan Keuntungan Investasi Cryptocurrency

“Kalau tertarik membeli emas, maka simpanlah untuk jangka waktu lebih panjang, misalnya 1 tahun. Hal ini agar kita tidak rugi terpotong selisih harga jualnya,” ucap Tejasari.

Terus sebelum berinvestasi, ada baiknya kita juga mengukur kemampuan dana yang ada.

Sehingga kita bisa menyisihkan besaran investasi yang idea dari penghasilan kita.

“Yang bisa kita sisihkan untuk investasi adalah minimal 10% dari penghasilan,” kata Tejasari.

Tentu, menurut Tejasari, semakin besar kita menabung akan semakin baik.

Tejasari bilang, “Jadi apabila kita mampu berinvestasi lebih besar dari 10%, maka akan sangat baik.” (*)

Tag

Editor : Yunus