Investor Pemula, Hindari Beberapa Kesalahan Umum Saat Beli Reksa Dana

Rabu, 27 Januari 2021 | 19:30
iStockphoto

Investor Pemula, Hindari Beberapa Kesalahan Umum Saat Membeli Reksadana

CERDASBELANJA.ID – Belakangan ini, reksa dana menjadi salah satu instrumen investasi yang dipilih investor pemula, karena memiliki risiko yang minim.

Di sisi lain, semakin banyak orang yang mulai mempromosikan reksa dana untuk berinvestasi pertama kali.

Apalagi, sudah banyak aplikasi finansial dan jembatan mudah untuk mulai berinvestasi reksa dana secara online.

Baca Juga: Promo Hokben Hari Ini, Makan 3 Menu Favorit Cuma Rp20 Ribu per Porsi

Berbeda dengan promosinya, tidak banyak orang yang memperingatkan adanya risiko di setiap investasi, termasuk reksa dana.

Hasilnya, banyak investor pemula yang berinvestasi dengan ilmu yang minim, bahkan tidak mengetahui selalu ada risiko dalam berinvestasi.

Minimnya informasi ini bisa membuat investor mengalami kerugian yang tidak sedikit. Sebelum mengambil keputusan berinvestasi, hindari beberapa kesalahan umum yang kerap kali dilakukan oleh investor pemula.

1. Minim Informasi

Minimnya informasi dan pengetahuan tentang investasi bisa menjadi boomerang tersendiri bagi investor pemula. Apalagi, jika investasi reksa dana hanya untuk mengikuti tren saja.

Hal ini berbahaya karena kita tidak mengetahui risiko dan kinerja dari produk yang dibeli. Apabila mengambil keputusan yang salah, tentunya investasi ini akan berbalik menjadi boomerang bagi kita.

Untuk itu, kita perlu mencari informasi terkait investasi agar tidak mengambil keputusan dengan terburu-buru.

Baca Juga: 7 Konten Kreator TikTok Terkaya Dunia, Raih Rp70 Miliar Setahun

2. Tidak Memiliki Tujuan Investasi

Investor pemula yang berinvestasi dengan mengikuti tren saja tentu juga tidak memiliki tujuan investasi yang jelas.

Padahal, tujuan investasi penting untuk mengenali profil risiko, serta memilih produk reksa dana apa yang sekiranya cocok untuk membantu mencapai tujuan tersebut.

Tanpa adanya tujuan, investasi bisa menjadi tidak tepat sasaran, bahkan menimbulkan kerugian. Untuk itu, kita perlu menentukan apa tujuan dari investasi reksa dana ini ke depannya.

3. Asal Memilih Produk

Saat membeli reksa dana melalui aplikasi, kita akan dihadapkan dengan berbagai pilihan produk reksa dana. Tanpa persiapan yang jelas, kita tidak akan mengetahui produk mana yang sebaiknya dibeli atau produk mana yang akan memberikan keuntungan sesuai tujuan investasi.

Apabila kita tidak mengetahui profil risiko atau tidak memiliki tujuan investasi, kita cenderung akan memilih produk reksa dana dengan asal.

Apabila kita asal memilih produk untuk dibeli, maka kita telah melakukan kesalahan pertama dalam berinvestasi reksa dana.

Baca Juga: Simak Cara Punya Rumah Meski Gaji Kecil, Perlahan Tapi Pasti!

4. Tidak Teliti

Sebelum membeli reksa dana, investor akan disuguhi berbagai informasi detail terkait reksa dana tersebut. Biasanya, informasi tersebut ada di dalam fund fact sheet.

Kebanyakan investor pemula tidak membaca fund fact sheet ini dan berujung mendapat kerugian. Padahal, fund fact sheet ini berisi informasi penting terkait kinerja, risiko, profil dan sebagainya.

Dengan demikian, kita bisa mengetahui bagaimana kinerja produk yang akan dibeli, khususnya kinerja dari tahun-tahun sebelumnya, Fund fact sheet dapat sangat membantu kita dalam menentukan pilihan produk.

5. Tidak Melakukan Diversifikasi

Banyak investor yang berpikir mereka dapat memilih reksa dana, berinvestasi di dalamnya dan kemudian melupakannya tanpa terlalu memikirkan investasi yang mendasari reksa dana tersebut.

Jika kita hanya memiliki satu reksa dana, hal ini mungkin tidak menjadi masalah. Namun, jika investasi kita tersebar di berbagai reksa dana, maka sangat penting untuk melakukan diversifikasi.

Baca Juga: Promo Gajian dari Commonwealth, Nikmati Diskon Belanja di Shopee

Jika kita berinvestasi di banyak tempat dengan produk reksa dana yang sama, artinya kita belum melakukan diversifikasi.

Hal ini bisa berisiko pada kerugian investasi yang lebih besar dan kita berpotensi kehilangan aset. Untuk itu, sangat penting untuk menyebar aset investasi di beberapa produk yang berbeda. (*)

Editor : Yunus

Baca Lainnya